The Pharmacist Room: pengobatan
Showing posts with label pengobatan. Show all posts
Showing posts with label pengobatan. Show all posts

Infeksi Parasit karena cacing


CACING ASCARIASIS
Etiologi
Penyebab: Ascaris lumbricoides
♀ panjang 20 cm – 35 cm
♂ panjang 3 mm – 6 mm
♀ bertelur ± 200.000 butir/ hari
Telur ini keluar dari tubuh manusia melalui faeces, ukuran telur : 35 μ - 50μ
Ascaris lumbricoides tersebar luas di daerah tropis
Infeksi ascaris pada anak < 10 tahun = 60% - 100%

Cara Infeksi
Telur ascaris yang infektif tertelan manusia dan mencapai duodenum, di sini telur menjadi larva
Larva ini menembus dinding usus, melalui saluran limfe bermigrasi ke hepar dan paru
Banyaknya larva di paru-paru menimbulkan gejala Loefller Syndrome/ Atypical Pneumonia
Larva mencapai epiglottis dan kembali ke usus kecil. Di sini tumbuh menjadi cacing dewasa, cacing betina bertelur lagi
Perjalanan cacing hingga menjadi dewasa ± 3 bulan

Gejala Klinik
Biasanya tanpa gejala
Enek, muntah, sakit perut, tidak ada nafsu makan, kurus, sukar tidur, cengeng, sedikit panas, kolik
Massa dari cacing dpt menyebabkan obstruksi usus
Dpt juga menyebabkan perforasi usus, intususepsi, paralitic ileus

Diagnosis
Ditemukan telur ascaris dalam faeces
Keluar cacing ascaris bersama faeces/ muntah

Prognosis
Baik

Pencegahan
Obat cacing setiap 3 bulan

Therapy
Pyrantel, levamisol, mebendazol, albendazol


OXYURIASIS
Etiologi 
Penyebab : Oxyuris vermicularis/ cacing kremi/ Enterobius vermicularis
Jantan berukuran 2 – 5 mm dan yang betina berukuran 8 – 13 mm

Patogenesis
Hidup di caecum dan appendix
Dalam keadaan gravid, betina pindah ke anus dan bertelur di situ
Telur berbentuk lonjong. Oval, datar pada 1 sisi
Telur ini setelah tertelan, masuk ke duodenum menjadi larva, kemudian migrasi ke caecum menjadi dewasa setelah 15 – 28 hari
Betina yang gravid migrasi ke anus pada waktu malam, menimbulkan gatal yang hebat
Pada anak wanita, cacing ini dapat memasuki daerah genitalia menimbulkan salpingitis

Gejala Klinik
Dpt menimbulkan gejala seperti appendicitis
Pruritus ani
Anak cengeng, insomnia, vaginitis

Diagnosis
Telur infektif di faeces
Ditemukan dengan cara swab perianal

Cara Infeksi
Menelan telur
Auto infeksi (melalui makanan)

Prognosis
Baik

Preventif
Hygiene yang baik

Therapy
Pyrivinium pamoat
Piperazine citrat
Pirantel 10 g/ kgBB, single dose




ANKILOSTOMIASIS
Etiologi 
Necator americanus
Ancylostoma duodenale

Cara Infeksi
Larva menembus kulit kaki, masuk ke dalam darah, ke jantung, paru-paru, alveolus, bronchus, larynx, melalui epiglottis tertelan, masuk duodenum menjadi dewasa
Atau:
Telur cacing tertular (spt ascaris)
Cacing dewasa mempunyai kait untuk bergantung pada mucosa usus  halus, menghisap darah 0.3 cc – 0.8 cc/ hari
Betina bertelur 24.000 – 30.000/ hari

Gejala
Anemia Hypochrom Micrositer
Gejala ringan apabila ankilostoma < 100
Gejala sedang apabila ankilostoma 100 – 500
Gejala berat apabila ankilostoma > 500
Gatal waktu larva menembus kulit  urticaria

Diagnosis
Telur cacing dalam tinja

Prognosis
Baik

Therapy
TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Fe
Transfusi darah
Alcopar
Pyrantel/ combantrin



MANFAAT MANAJEMEN MUTU Part-2



Dimensi Mutu
Ukuran mutu tidaklah hanya berupa suatu variabel atau suatu atribut saja melainkan mengandung beberapa dimensi, baik kuantitatif maupun kualitatif. Dimensi mutu juga tidk sama untuk semua jenis produk. Misalkan,mutu pakaian ditentukan antara lain oleh kerapihan jahitan dan kenyamanan dipakai. Sementara, mutu gelas minum lebih ditentukan oleh disain dan ketahanan terhadap benturan.
Barang memiliki karakteristik yang berbeda dengan jasa. Oleh karenanya, dimensi mutu barang dibedakan dengan dimensi mutu untuk jasa. Secara umum, mutu barang dapat dilihat dari empat dimensi utama berikut ini.
  •  Kinerja (performance, operation). Dimensi utama yang banyak dipertimbangkan oleh konsumen ialah kinerja atau operasi dari produk. Misalkan, apakah tinta ballpoint dapat keluar secara baik, lancar dan tidak luntur. Apakah kekuatan cahaya suatu lampu sesuai dengan spesifikasi yang dinyatakan dalam labelnya.
  •  Keandalan (reliability, durability). Mencerminkan keandalan suatu produk, yaitu kepercayaan atas kemampuan atau ketahanannya. Apakah mobil dapat di start dengan mudah pada pagi hari. Apakah suatu disket komputer dapat menyimpan data dengan baik selama lima tahun,misalnya untuk pemakaian yang normal.
  •  Kenampakan (appearance, features).Menunjukkan daya tarik suatu produk yang membedakannya dengan produk lain secara sepintas. Kenampakan sangat dipengaruhi oleh disain dan atribut lain yang ada dalam produk. Misalnya, radio mobil yang memiliki remote control, telepon genggam yang juga mempunyai fungsi kamera.
  •  Kesesuaian (conformance). Kesesuaian berhubungan dengan pemenuhan terhadap spesifikasi atau standar yang ditentukan. Misalkan, apakah suatu pipa PVC memiliki diameter sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bersangkutan. Apakah suatu lampu swa ballast telah memenuhi aspek safety seperti yang dipersyaratkan.


Disamping keempat dimensi utama tersebut, dimensi lain yang dapat dipertimbangkan bagi mutu suatu barang ialah:
  • Pelayanan (serviceability). Dimensi mutu yang berkaitan dengan pelayanan pasca penjualan. Contoh: Philip menjamin pergantian sukucadang bila terjadi maslah dalam dua tahun sejak penjualan.
  • Persepsi mutu (perceived quality). Keyakinan terhadap mutu oleh pelanggan yang didasarkan atas apa yang dilihat, pengalaman sebelumnya, atau reputasi perusahaan pembuat,]. Misalnya, Sony dikenal sebagai merk produk audio visual yang berkualitas tinggi. Rolex dikenal sebagai arloji yang dapat diandalkan.

Dimensi mutu pada barang tidak berlaku sepenuhnya pada jasa. Dalam hal mutu jasa, lima dimensi berikut menjadi perhatian.
  • Keandalan, yaitu kemampuan melaksanakan jasa yang dijanjikan secara akurat dan cepat.
  • Responsif, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa yang sesuai dengan harapan pelanggan.
  • Bentuk nyata, yaitu fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan personal.
  •  Jaminan, yaitu pengetahuan dan sikap pegawai serta kemampuan mereka untuk menunjukkan kepercayaan, keyakinan, dan kesopanan.
  • Empati, yaitu perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan.

Perusahaan jasa dapat mengidentifikasi atribut khusus yang dianggap penting dan tingkat kepentingannya dalam memuaskan pelanggan. Perusahaan dapat merancang produknya untuk memberikan kepuasan yang lebih besar kepada pelanggan. Persepsi terhadap mutu jasa tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang diberikan tetapi juga oleh perlakuan terhadap pelanggan. Ucapan salam, sapaan pembuka, atau minuman ekstra, misalnya, merupakan salah satu bentuk perhatian kepada pelanggan.

A.    PENTINGNYA MUTU
Kemajuan yang dicapai Jepang dalam industri, sejak perengahan tahun 1970-an, telah membuka mata dunia khususnya negara industri di Eropa dan Amerika. Hal ini dikarenakan oleh merebaknya produk Jepang yang menguasai pasar internasional dalam waktu yang relatif singkat dibanding dengan yang dilakukan oleh negara barat (Eeropa dan Amerika).
Cepatnya kemajuan industri Jepang di segala bidang, membuat orang tertarik dan ingin tahu. Teerlebih bila mengingat bahwa sebetulnya Jepang miskin sumber daya alam, tetapi kenyataannya produk hasil industrinya mampu mengalahkan pesaing-pesaing dari Eropa dan Amerika, yang sebelumnya menguasai perdagangan dunia. Banyak negara di dunia termasuk Indonesia mulai mempelajari apa sebetulnya kunci sukses Jepang dan bagaimana sebenarnya manajemen Jepang tersebut.
Kesuksesan Jepang tersebut tidak terlepas dari usahanya dalam membangun negaranya setelah kalah dalam Perang Dunia Kedua. Jepang menyadari bahwa kelemahannya dalam menghadapi persaingan internasional ialah mutu produk mereka yang rendah. Untuk itu, Japanese Union of Scientist and Engineerings (JUSE) mengirim orang-orangnya ke luar negeri terutama ke Eropa dan Amerika untuk mempelajari teknik produksi dan manajemen dalam rangka meningkatkan mutu hasil industrinya.aSalah satu hasil usaha itu ialah diundangnya W. Edwards Deming ke Jepang pada tahun 1950, untuk memperkenalkan konsep tentang company wide quality control, yang berbeda dengan konsep pengendalian mutu yang waktu itu umum berlaku.
Deming meyakinkan para pengusaha Jepang pentingnya teknik-teknik statistik untk pengontrolan proses kerja dan perbaikan mutu produk. Konsep Deming ini dipakai secara meluas di Jepang, dan bahkan dia akhirnya dikenal sebagai penggerka industri Jepang dalam mencapai tingkat mutu produk yang melebihi mutu produk dari negara-negara barat. Sampai empat dekade berikutnya dia masih sebagai pemacu dalam revolusi industri Jepang. Untuk menghargai jasanya, Jepang mengeluarkan penghargaan yang disebut sebagai Deming Prize, yaitu penghargaan nasional bagi perusahaan atau individu yang mencapai prestasi di bidang pengendalian mutu.
Selanjutnya, JUSE juga mengundang Joseph M. Juran untuk memberikan arahan kepada para eksekutif atas dan menengah di Jepang khsusnya tentang Statistics Process Control dan aspek-aspek manajemen mutu seluas-luasnya termasuk perencanaan, isu-isu keorganisasian, tanggung jawab manajemen terhadap mutu, seta perlunya merencanakan tujuan dan target penjualan.
Hasil pengembangan mutu di jepang selama masa 1950 sampai pertengahan 1970-an, menjadikan industri Jepang tumbuh dengan pesat dan menguasai pasar dunia. Produk-produk Jepang, seperti model, peralatan audio dan video, penyejuk udara, mesin cuci, mainan anak-anak, dan sebagainya, diakui memiliki mutu tinggi. Sebagai akibatnya, banyak pasar yang sebelumnya dikuasai Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, diambil oleh posisinya oleh perusahaan-perusahaan Jepang.
Mutu yang semula kurang menjadi perhatian bagi negara barat menjadi sangat berarti. Kata mutu muncul dimana-mana, baik sebagai kata sifat maupun sebagai kata benda. Orang mengharapkan waktu libur yang terbatas dihabiskan secara bermutu bersama keluarga mereka, anak-anak harus memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi, dan setiap orang mengharapkan untuk memiliki produk yang bermutu. Berbagai istilah mutu muncul, seperti pengertian mutu, jaminan mutu, pengendalian mutu terpadu, dan manajemen mutu terpadu. Istilah mutu juga dipergunakan dalam dunia olah raga, kesehatan, dan bahakan politik.
Uraian di atas menjelaskan bahwa mutu menjadi berarti. Bagi perusahaan bisnis, mutu menjadi faktor penting dalam rangka memasuki dan memperoleh pangsa pasar. Usaha ke arah peningkatan mutu akan memperbaiki keberterimaan produk dan peningkatan efisiensi. Pada masa kini, keunggulan komparaitf yang dimiliki oleh negara-negara dengan sumber daya alam dan manusia yang besar menjadi tidak berarti apabila tidak disertai dengan keunggulan kompetitif, diantaranya ialah keunggulan atas mutu produk yang dihasilkannya.
Bagi organisasi nirlaba, mutu yang baik diarahkan untuk mencapai kepuasan pemangku kepentingan/stakeholders, meningkatkan dimensi dan memudahkan mencapai tujuan organisasi.

Diare


Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.

Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.
·         Faktor yang mempengaruhi diare :
·         Lingkungan Gizi Kependudukan
·         Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
·         Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
1.   Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
2.   Kurang gizi
3.   Alergi terhadap susu
4.   Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera

Terapi Diare
Tujuan terapi pengobatan diare adalah menagtur diet,mencegah pengeluaran berlebihan, elektrolit, dan gangguan asam basa,menyembuhkan gejala, mengatasi penyebab diare dan mengatasigangguan sekunder yang menyebabkan diare.

Terapi Farmakologi
Obat-obatan yang digunakan dalampengobatan diare dikelompokkanmenjadi beberapa kategori yaitu antimotilitas,adsorben, antisekresi, antibiotic,enzim, danmikroba usus. Obat-obatan tersebut tidakmenyembuhkan tetapi hanya meringankan.

Obat-obat anti diare
1.      Opiate dan turunan opioid menunda transit isis intraluminal ataumeningkatkan kapasitas saluran cerna,memperpanjang waktu kontak dan absorpsi.
2.      Loperamid sering direkomendasikan untukdiare akut dan kronis.
3.      Adsorben (seperti Kaolin dan Pectin) digunakan untukmeringankan gejala, tetapi kerjanya tidak spesifik, sehingga dapat mengabsorsi nutrisi, toksin, obat dan getah pencernaan.
4.      Sediaan lactobacillus merupakan pengobatan kontrofesional yang diharapakan dapat mengganti flora normal usus.
5.      Obat-obat antikolinergik seperti atropine, dapat menghambat vagal tone dan memperpanjang waktu transit saluran cerna. Antibiotic dan diobati dengan terapi yang mendukung.
6.      Oktreotida, suatu analog aktapeptida sintetik dari somastattin yang diresepkan untukpengobatan gejalatumor karsinoid dan tumor sekresi VIP.


Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
1.      Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
2.      Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
3.      Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau:
a.       buang air besar makin sering dan banyak sekali
b.       muntah terus menerus
c.        rasa haus yang nyata
d.      tidak dapat minum atau makan
e.        demam tinggi
f.        ada darah dalam tinja


SIROSIS HATI DENGAN ASCITES

            Sirosis hepatik adalah fase lanjt penyakit hati kronis yang ditandai proses peradangan, nekrosis sel hati,usaha regenerasi dan penambahan jaringan ikat difus (fibrosis) dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus hati (Setiawan, 2007).



ETIOLOGI
a.       Konsumsi alkohol
b.      Virus hepatitis (tipe B, C, D)
c.       Penyakit hati metabolik (Hemochromatosis, Porphyria, Defisiensi α1 antitripsin, Steatohepatitis non alkoholik)
d.      Penyakit hati cholestatic
-          Sirosis bilier primer
-          Sirosis bilier sekunder (penyebab yang mungkin : gallstones, strictures, infeksi parasit)
-          Primary sclerosing cholangitis (terkait dengan kolitis ulseratif dan cholangiocarcinoma)
-          Sindrom Budd-Chiari
-          Gagal jantung kongestif yang berat dan Severe congestive heart failure dan constrictive pericarditis
e.       Obat dan herbal (Isoniazid, metildopa, amiodaron, metotrexat, henothiazine, estrogen, steroid anabolik, black cohosh, jamaican bush tea).
(Sease et al, 2008)

PATOFISIOLOGI
Hati merupakan sistem penyaringan darah dari vena portal dan arteri hepatik. Darah memasuki hati melalui triad portal mengalir melewati lobus hepar yang merupakan unit terkecil dalam sistem ini dan juga ke vena sentral. Lobus hepar berbentuk heksagonal dan terdiri dari cabang-cabang terkecil vena portal dan arteri hepatik. Di lobus hepatik, hepatosit terangkai pada plate dari perifer  sampai vena  sentral. Arteri hepatik mensuplai oksigen ke triad portal. Hepatosit perifer yang lebih banyak menerima oksigen dibandingkan dengan sel didekat vena sentral. Darah arteri dan vena dari portal triad melewati lobus hepatik menuju vena sentral melalui sinusoid hepatik. Setelah melewati lobus hepatik, darah berkumpul di vena sentral, bersatu di vena hepatik kemudian memasuki vena cava inferior.
Pada kelainan hepatoselular, sel stellate yang normalnya menyimpan retinoid seperti vitamin A, menjadi teraktivasi dan melepas retinoidnya serta memacu pembentukan fibroblast. Zat ini kemudian menjadi sumber utama kolagen dan matriks protein lain yang berproliferasi selama fibrosis. Adanya materi fibrosa diantara sinusoid akan mengganggu aliran darah yang melewati lobus hepatik. Apabila kemudian terjadi penumpukan jaringan fibrosa maka tahanan aliran darah portal meningkat. Hasilnya yaitu terjadi pengerasan dan peningkatan tekanan darah portal (PHT). Tekanan normal vena portal adalah 5-10 mmHg. PHT terjadi bila tekanan vena portal lebih besar 10 mmHg daripada tekanan vena kava inferior.
Terdapat juga fakta yang menyebutkan bahwa sirosis terjadi karena adanya perubahan pada mediator vasodilatasi dan vasokonstriksi yang mengatur aliran darah pada sinusoid hepar. Kombinasi antara penurunan produksi (Nitric Oxide) NO sebagai vasodilator dan meningkatnya endotelin sebagai vasokonstriktor yang akan menyebabkan peningkatan tahanan aliran darah dan peningkatan aliran darah pada vaskularisasi limfa (Sease et al, 2008).

MANIFESTASI KLINIS
Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin atau karena kelainan penyakit lain. Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada laki – laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas. Bila sudah lanjut (sirosis dekompensata), gejala – gejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epitaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih bewarna seperti teh pekat, muntah darah dan/atau melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa,sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma (Sudoyo, 2006).
Kriteria Penyakit Hati Kronik Berdasarkan CHILD PUGH SCORE
Skor
1
2
3
Bilirubin (mg/dl)
1 – 2
2 – 3
> 3
Albumin (mg/dl)
> 3,5
2,8 – 3,5
< 2,8
Asites
-
Ringan
Sedang
Level Ensefalopati
-
1dan 2
3 dan 4
Prothrombin time (seconds prolonged)
1 – 4
4 – 6
> 6
Keterangan : level A/ringan = poin < 7, level B/sedang = poin 7 – 9, level C/berat = poin 10 – 15 (Sease et al, 2008; Setiawan, 2008)

Komplikasi
-    Hipertensi Portal
Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh peningkatan resistensi aliran darah portal. Karena sistem vena porta tidak memiliki katup, resistensi di setiap ketinggian antara sisi kanan jantung dan pembuluh splanknikus menyebabkan tekanan yang meninggi disalurkan secara retrograd. Peningkatan resistensi dapat terjadi pada presinusoid, sinusoidal dan postsinusoid (Sudoyo, 2006). Peningkatan tekanan ini menyebabkan aliran darah dikembalikan ke vena portal. Darah dari vena portal tidak dapat masuk kedalam hepar karena terjadi pengerasan sehingga aliran darah tidak terpenetrasi menyebabkan tekanan portal meningkat, kompensasinya terbentuk sistem kolateral menembus aliran lain yang dapat ditembus. Karena sifat vena (termasuk vena porta) yang berbentuk katup dan jarangnya katup maka kenaikan tekanan akan diteruskan kembali ke vascular bed sehingga terjadi shunting portal ke sistemik (McPhee, 1995).
-          Ascites
Ascites adalah terjadinya akumulasi cairan yang berlebihan dalam rongga peritonium. Akumulasi cairan mengandung protein tersebut terjadi karena adanya gangguan pada struktur hepar dan aliran darah yang disebabkan oleh inflamasi, nekrosis fibrosis atau obstruksi menyebabkan perubahan hemodinamis yang menyebabkan peningkatan tekanan limfatik dalam sinusoid hepar, mengakibatkan transudasi yang berlebihan cairan yang kaya protein ke dalam rongga peritonium. Peningkatan tekanan dalam sinusoid menyebabkan peningkatan volume aliran ke pembuluh limpatik dan akhirnya melebihi kapasitas drainage sehingga tejadi overflow cairan limpatik kedalam rongga peritonium (McPhee, 1995). Ciran asites merupakan cairan plasma yang mengandung protein sehingga baik untuk media pertumbuhan bakteri patogen, diantaranya enterobacteriaceae (E. Coli), bakteri gram negatif, kelompok enterococcus (Sease et al, 2008).
-          Gastroesophageal Varices Bleeding
Terjadinya peningkatan tekanan pada vena portal yang melebihi tekanan dari vena cava menyebabkan pembesaran dari vessel. Pembesaran vessel ini disebut varices. Varices akan melebarkan sistem vena portal karena membawa darah ke sirkulasi sistemik. Varices dapat terjadi  pada semua bagian dari GIT, paling sering terjaid pada vena gastrik sebelah kiri yang menyebabkan varises gastroesofageal. Varises gastroesofageal mudah ruptur (pecah) dan akhirnya menyebabkan massive bleeding (McPhee, 1995).
-          Hepatic Encephalopathy
Hepatic Encephalopathy merupakan sindrom neuropsikiatrik yang terjadi pada pasien dengan severe hepatic insufficiency sehingga menyebabkan terjadinya perubahan status mental ringan sampai berat. Faktor presipitasi dari Hepatik Encephalopathy mulai dari (1) terjadinya perdarahan pada GIT menyebabkan peningkatan produk hemoglobin. sil degradasi ini dalam bentuk heme dan globin. Adanya shunting portal ke sistemik menyebabkan globin dapat menembus SSP. (2) Peningkatan intake protein. Produk akhir protein dalam bentuk amoniak tidak bisa diubah menjadi urea sehingga produk amoniak dalam darah meningkat, karena lemahnya pertahanan dari SSP amoniak ini dapat masuk. (3) Masuknya bermacam-macam toksin diantaranya merkaptan dan glutamin. eningkatan  neurotransmitter GABA dalam otak, masuknya asam amino aromatik kedalam SSP menyebabkan peningkatan sintesa dari false neurotransmitter seperti oktopamin dan penurunan sintesa dari neurotransmitter normal seperti norepinefrin (McPhee, 1995).

PENATALAKSANAAN TERAPI
Pengobatan/ tata laksana sirosis hati dekompensata didasarkan atas gejala/ tanda yang menonjol dan komplikasi yang dialami penderita (Setiawan, 2008).

1.   Hipertensi portal dan perdarahan varises (hematemesis melena)
a.    Profilaksis primer
-    Hindari pemakaian alkohol, aspirin, dan Non Steroid Antiinflammatory Drug (NSAID) lain
-    Propanolol 10 mg  3 x sehari atau nadolol 20 gm 2 x sehari
-    Endoscopic Band Ligation (EBL) untuk pasien yang kontraindikasi atau intoleransi dengan nonselektif β-bloker
b.   Pengobatan perdarahan varises akut
-    Untuk adequat fluid resuscitation : PRC, fresh frozen plsma, dan platelet
-    Untuk koreksi koagulopati dan trombositopenia : infus trombosit, vitamin K sebagai kofaktor pembentuk faktor koagulan
-    Untuk mengontrol perdarahan : somatostatin dan octeotrid
c.    Profilaksis sekunder
-    Kombinasi antara penggunaan nonselektif β-bloker dengan EBL
-    Ketika terapi dengan EBL gagal dapat digunakan Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt (TIPS) atau shunt surgery
2.   Asites dan Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP)
a.    Asites
-    Parasentesis
-    Pengurangan intake natrium 2000 mg/hari dan terapi diuretik (spironolakton dan furosemid)
b.   Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP)
-    Untuk profilaksis : norfloxacin, trimetoprim – sulfametoksazol, dan golongan quinolon
-    Untuk terapi : cefotaxime, ofloxacin
3.   Hepatik ensefalopati (HE)
-       Pertahankan keseimbangan kalori, cairan, dan elektrolit
-       Untuk menurunkan konsentrasi amonia darah : diet rendah protein (usahakan asam amino rantai cabang), lactulosa, antibiotika (neomisin atau metronidazol), L-Ornithin L-Aspartat
-       Untuk menghambat reseptor GABA-Benzodiazepin : flumazenil

(Sease et al, 2008)




DAFTAR PUSTAKA


Lacy, Charles F., et al, 2009, Drug Information Handbook, 18th Edition, Lexi Comp Inc, North America
McPhee, S.J., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., and Lange, J.D., 1995. Pathophysiology of Disease, an Introduction to Clinical Medicine, 1st edition, Connecticut : Appleton & Lange
NHS. 2009. National Plasma Product Expert Advisory Group - Clinical Guidelines for Human Albumin Use. Edinburgh
Pagana, K.D. & Pagana, T.J. 2002. Mosby’s Manual of Diagnostic and Laboratory Test. 2nd ed. Missouri: Mosby, Inc.
Sease, J.M., Timm, E.G., and Stragand, J.J. 2008. Portal Hypertension and Cirrhosis. In : DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Ed. 7th, New York : McGrawhill Co
Setiawan, Poernomo Budi.2007. Sirosis Hati. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Airlangga University Press
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., and Setiati, S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam I, edisi keempat, Jakarta: Balai Penerbit FKUI

DA.GU.SI.BU (DApatkan, GUnakan,SImpan dan BUang)

DApatkan Obat Dengan Benar
  • Pastikan apotek yang kita datangi terpercaya dan memiiki ijin apotek. 
  • Pastikan ada apoteker yang dapat menjamin obat yang kita beli.
  • Perhatikan nomor registrasi sebagai tanda sudah mendapat izin untuk di jual di Indonesia
  • Periksa kualitas kemasan dan kualitas fisik produk obat tesebut
  • Periksa nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan dengan jelas
  • Teliti dan lihatlah tanggal kadaluarsa
Untuk keamanan dan kesembuhan, sebelum mengkonsumsi obat sebaiknya menggali informasi tentang obat tersebut. Informasi itu dapat kita peroleh dari apoteker di apotek tempat kita membeli resep tersebut.

Ada beberapa hal penting yang seharusnya kita tanyakan kepada apoteker sebelum mengkonsumsi obat. Antara lain :
  1. Jenis Obat :
    Tanyakan kepada apoteker jenis obat yang akan dibeli. Tanyakan juga obat generiknya yang sama kualitasnya dengan harga yang lebih ekonomis untuk menghemat
  2. Waktu Mengkonsumsi :
    Tanyakanlah sejelas-jelasnya kepada apoteker tentang waktu yang dianjurkan dalam mengkonsumsi obat yang kita beli. Misalnya, sebelum makan atau sesudah makan; sebelum tidur atau pada waktu mau tidur; pagi, siang atau sore.
  3. Interaksi Obat dan Makanan :
    Interaksi antara obat dan makanan dapat membuat suatu jenis obat kurang kemanjurannya atau bahkan mengakibatkan efek samping yang serius. Karena itu sebelum mengkonsumsi obat, tanyakanlah kepada apoteker tentang jenis makanan yang dipantangkan ketika anda mengkonsumsi obat yang anda beli.
    Obat memang tidak selamanya harus dibeli di apotek. ada beberapa jenis obat yang dapat kita beli di Toko Obat Berizin yang tersedia asisten apotekernya ataupun warung yang dekat dengan permukiman. Pembelian obat di tempat-tempat tersebut hendaknya disesuaikan dengan golongan obat yang kita butuhkan.
Ada 2 Golongan obat yaitu :
  1. Obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, terdiri dari :
o    Obat Bebas, bercirikan :



  • Bertanda lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam 
  • Dapat diperoleh di semua outlet
Obat Bebas Terbatas



  • Bertanda lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam 
  • Jenis obat ini hanya boleh dijual di apotek dan toko obat berijin.
  • Disertai dengan tanda "PERINGATAN"


Obat Keras/Ethical
(Obat Yang Hanya Boleh di berikan dengan Resep Dokter)
Ciri - Cirinya 
  1. Bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. 
  2. Obat ini hanya boleh dijual di apotek
Segala informasi tentang obat yang kita beli adalah hak yang pantas kita peroleh. Karena itu jangan enggan bertanya kepada APOTEKER tentang obat yang anda beli sebelum mengkonsumsinya



GUnakan Obat Dengan Benar
          Hanya dengan penggunaan yang tepat, obat dapat memberikan manfaat yang diinginkan. Bila ragu tentang bagaimana cara menggunakan obat yang kita terima, jangan ragu untuk menanyakan pada APOTEKER di apotek tempat kita membeli obat.

Secara Umum Cara Penggunaan Obat yang Benar adalah 

  • Minum sesuai dengan petunjuk / aturan yang terdapat dalam kemasan obat
  • Jika penggunaan obat dirasa tidak memberi manfaat, segera ke dokter.
  • Obat jenis antiboitik harus diminum sampai habis untuk mecegah timbulnya resistensi 
  • Berbagai jenis obat jangan dicampur dalam satu wadah untuk mencegah kekeliruan
Obat Oral








  • Obat ora paling baik diminum bersama dengan satu gelas air putih
  • Perhatikan waktu minum (sebelum, bersamaan, atau sesudah makan)
  • Apabila obat dalam bentuk cair gunakan sendok takar dan perhatikan jumah yang harus diminum.
  • Jika mendapat kesulitan dalam meminum obat dalam sediaan yang diberikan, hubungi dokter dan apoteker untuk minta sediaan yang sesuai.
Obat Kulit (Salep)
Oleskan secara rata pada bagian yang sakit yang telah dibersihkan sebelumnya
 Obat tetes mata dan salep mata
 
  • Obat ini termasuk obat steril, maka untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat jangan terkena permukaan lain dan tutup rapat sesudah digunakan.
  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan mencuci tangan, menengadahkan kepala, menarik kelopak bagian bawah, lalu teteskan / oleskan,tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
  • Setelah digunakan,bilas kemudian cuci tangan kembali.
  • Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena mungkin sudah terkontaminasi kuman. 
  • Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1 orang 
Obat tetes Hidung
 
  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan membersihkan hidung, menengadahkan kepala, teteskan obat, tahan posisi kepala selama beberapa menit. Bersihkan ujung tetes hidung dengan air panas dan lap dengan tisu.
  • Jangan gunakan satu obat untuk lebih dari 1 orang.


Obat tetes Telinga
 
  • Ujung wadah sediaan tidak boleh terkena benda lain, agar tidak terkontaminasi.
  • Cara penggunaan obat ini dimulai dengan memiringkan kepala atau berbaring miring, lalu telunjuk diletakkan didepan tragus, dan mendorong ke depan, sedangkan ibu jari dan jari tengah menjepit daun telinga dan menariknya keatas (dewasa) atau kebawah (anak-anak). Kemudian teteskan obat, dan biarkan beberapa menit.
  • Setelah digunakan,ujung wadah cukup dikeringkan dengan tisu, jangan dibilas.
Supositoria
  
  • Cara penggunaan dimulai dengan mencuci tangan, lalu buka bungkusnya dan lunakkan supositoria dengan air. setelah berbaring, masukkan supositoria ke dalam anus dengan jari. Jika supositoria terlalu lunak sebelum digunakan masukkan ke lemari es atau rendam dahulu dalam air dingin. Cucilah tangan setelah memasukkannya.
  • Untuk informasi lebih lanjut hubungi apoteker.
SImpan Obat Dengan Benar


·         Simpan di tempat sejuk, kering dan terhindar dari sinar matahari langsung (di kulkas bila ada petunjuk khusus)
·         Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
·         Simpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat. Jangan pernah mengganti kemasan botol ke botol lain.
·         Jangan mencampur tablet dan kapsul dalam satu wadah
·         Jangan menyimpan kapsul atau tablet di freezer, tempat panas dan/atau lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
·         Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat
·         Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena perubahan suhu dapat merusak obat tersebut
·         Obat minum dan obat luar harus disimpan terpisah.

Obat dapat berubah kestabilannya karena waktu, untuk itu jangan digunakan lagi bila :
  • Telah lewat tanggal kedaluwarsanya
  • Label pada obat tak terbaca lagi
  • Warna dan penampakannya sudah berubah
  • Cairan yang jernih sudah menjadi keruh.
BUang Obat Dengan Benar
  • Membuang obat resep secara sembarangan dapat merusak atau membahayakan lingkungan. 
  • Keluarkan obat yang tidak terpakai, tidak diperlukan lagi atau kadaluwarsa dari wadah aslinya.  
  • Hancurkan obat tersebut (Jika padat digerus, jika cair diencerkan)
  • Masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat
  • Buang wadah ke tempat sampah

Sebaiknya minta petunjuk APOTEKER di apotek untuk membuang obat dengan aman.