Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang sama.
Kontaminasi
dapat bersumber dari:
- bahan aktif
obat dari produk sebelumnya
- bahan pembersih
/ deterjen
- mikroba dari
lingkungan
- bahan lain
(debu, pelumas)
Pembersihan dilakukan setelah pembuatan
ataupun pengemasan suatu produk. Hasil pembersihan efektif akan menghilangkan
sisa cemaran bahan aktif obat sisa deterjen maupun tingkat cemaran mikroba bila
mengikuti prosedur yang telah divalidasi. Setelah zat penanda (marker)
ditetapkan sesuai tingkat kelarutan maupun toksisitasnya, maka prosedur
penetapan kadar residu disiapkan dan divalidasi.
Pengamatan dan pengujian dilakukan
terhadap:
- Pengamatan
secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak langsung dengan produk
- Kualitas air
bilasan akhir
- Residu yang
diambil secara usap dan / atau bilas
- Cemaran mikroba
pada permukaan alat yang kontak dengan produk.
Metode
Pengambilan Sampel (Cuplikan)
- Metode Apus (swab sampling method)
- Prinsip: Residu
diperoleh dengan mengapus (swab) langsung pada permukaan
alat/ruangan yang kontak dengan produk. Hasil swab dianalisis
untuk kandungan residu setelah melalui proses ekstraksi atau untuk kandungan
mikro-organisme setelah melalui kultur mikroba dan inkubasi.
- Merupakan
metode pengambilan sampel dengan cara menggunakan bahan apus (swab
material) yang dibasahi dengan pelarut yang langsung dapat menyerap
residu dari permukaan alat.
- Bahan yang digunakan
untuk sampling harus kompatibel dengan solvent dan metode analisanya.
- Tidak ada
sisa-sisa serat yang mengganggu analisa.
- Ukuran material
harus disesuaikan dengan area sampling
Sedangkan bahan pelarut (solvent), harus :
- Disesuaikan
dengan spesifikasi bahan yang diperiksa.
- Tidak
mempengaruhi stabilitas bahan yang diuji.
- Sebelum
dilakukan validasi, harus dilakukan pemeriksaan/ uji perolehan kembali (recovery
test) dengan larutan yang diketahui kadarnya.
Metode
pengambilan sampel dan pengujian:
- Bersihkan kapas
usap dengan merendam dalam methanol / pelarut sesuai validasi metode
selama 5 menit, sonifikasi dan peras.
- Pada saat
pengambilan sampel, basahkan kapas usap dalam metanol/pelarut sesuai
validasi, peras kelebihan pelarut dengan menekan di bibir bagian dalam
wadah.
- Sampel diambil
di area kritis sesuai protokol.
- Letakkan
bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan diusap.
- Usap luas area
yang ditentukan sesuai arah yang benar.
- Masukkan
kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.
- Sampel di uji
dengan metode analisis yang telah divalidasi.
- Metode Pembilasan Terakhir (Rinse
sampling method)
- Prinsip: Residu
diperoleh dengan mengumpulkan pelarut pembilas yang telah kontak dengan
permukaan alat dimana produk diproses. Hasil bilas kemudian dianalisis
untuk kandungan residu dan atau kandungan mikroba.
- Umumnya
dilakukan untuk alat/mesin yang sulit dijangkau dengan cara apus (banyak
pipa, lekukan, dan lain-lain).
- Pelarut
pembilas harus tidak boleh menyebabkan penguraian/degradasi residu.
- Pelarut
pembilas harus kontak dengan permukaan alat dalam waktu yang cukup agar
residu dapat larut sempurna.
Metode
pengambilan sampel dan pengujian:
- Kumpulkan
500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji cemaran
mikroba.
- Ambil juga sampel
Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai pembanding.
- Air bilasan
diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
- Metode dengan menggunakan placebo
- Prinsip: Residu
diperoleh dari batch produk plasebo yang dibuat dengan cara simulasi dala
kondisi yang sebenarnya. Contoh produk sepanjang proses produksi melalui
suatu rangkaian alat kemudian dianalisis untuk kandungan residu atau
kandungan mikro-organisme.
- Pengambilan
sampel yang dilakukan dengan cara pengolahan produk yang bersangkutan
tanpa bahan aktif dengan peralatan yang sudah dibersihkan kemudian
dianalisa.
Kriteria
penerimaan dalam validasi pembersihan adalah sebagai berikut :
1.
Secara visual
Secara
visual alat yang dibersihkan tidak terdapat sisa serbuk produk sebelumnya dan
busa dari bahan pembersihan yang digunakan.
2.
Air bilasan akhir
memiliki pH = 5,0 – 7,0 dan konduktifitas sebesar < 1,3 µS/cm.
3.
Jumlah total bahan aktif
produk sebelumnya tidak boleh melebihi nilai Maximum Allowable Carryover (MAC).
Rumus perhitungan MAC oleh Haider, S I dan
Asif, E S adalah sebagai berikut :
MAC = (TD X BS X SF)/LDD
Keterangan :
TD : Therapeutic
dose (mg)
BS : Batch size terbesar
produk selanjutnya (mg)
SF : Safety Factor
(0,001)
LDD :
Largest Daily Dose produk selanjutnya
(mg) à
dosis maksimum
4.
Nilai ALT untuk
kontaminasi mikrobiologi < 100 CFU/ml serta pengujian bakteri E. Coli dan Salmonella menunjukkan hasil Negatif (-).
Kesimpulan
Validasi
Pembersihan pada suatu mesin diperlukan dalam industri farmasi agar tidak
terjadi kontaminasi silang antara produk satu dengan produk lainnya dalam
melakukan proses pembuatan yang dilakukan pada mesin tersebut.
No comments:
Post a Comment