The Pharmacist Room: Manfaat dan Perkembangan Manajemen Mutu (Manajemen Mutu Part-4)

Manfaat dan Perkembangan Manajemen Mutu (Manajemen Mutu Part-4)



Manfaat Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah suatu filosofi yang mengintegrasikan beberapa fokus utama, yaitu fokus pada pelanggan, proses kerja, keuntungan, dan proses beljar yang berkelanjutan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan manajemen mutu terpadu ialah sebagai berikut:
  •  mengurangi biaya operasi,
  •  meningkatkan kepuasan pelanggan,
  •  meningkatkan moral perusahaan,
  • membangun sebuah proses peningkatan yang berkelanjutan,
  • menciptakan rekayasa ulang proses usaha,
  • memperoleh/membangun keunggulan kompetitif,
  • membangun dasar untuk mendapatkan pengakuan/ sertifikasi.

Manajemen mutu dilakukan melalui proses yang membutuhkan keahlian serta instrumen pendukung yang meliputi pengumpulan dan pengukuran data, analisis akar masalah, kerjasama kelompok, pencurahan ide, peningkatan proses secara berkelanjutan, serta pemecahan konflik dan pembangunan sinergi dalam organisasi.
Manajemen butu bukan hanya suatu filosofi melainkan juga penerapan prinsip-prinsip dan praktek yang mengacu pada perbaikan organisasi secara berkesinambungan. Manajemen mutu menyangkut metode-metode kuantitatif untuk memperbaiki semua proses dalam perusahaan, dan memperbaiki kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini dan di masa datang. Manajemen mutu memadukan teknik-teknik manajemen fundamental, upaya perbaikan yang nyata , dan peralatan teknis yang disesuaikan dengan dan terfokus pada kebutuhan dan proses perbaikan yang berkesinambungan.
Manajemen mutu melibatkan setiap orang yang ada di dalam organisasi dalam upaya mencapai tujuan jangka panjang dan sistematis untuk mengembangkan proses yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan. Mutu mencakup semua aspek dari barang dan jasa dari sesuatu yang bernilai menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu merupakan suatu alat dimana melalui program itu organisasi bisa mendiptakan dan menopang suatu budaya yang sepakat melakukan peningkatan yang berkesinambungan (continuous improvement).

PERKEMBANGAN MANAJEMEN MUTU
Pengendalian mutu mulai dikenal sejak awal abad 19 ketika Ellias Whitney memperkenalkan perlunya pengendalian mutu dalam perusahaan industri. Meskipun, pada suatu saat, pengendalian mutu hanya berupa pengecekan terhadap produk akhir, dengan memisahkan produk yan cacat atau kurang baik dari produk yang baik agar tidak terkirim ke konsumen. Pendekatan ini disebut sebagai pengendalian mutu tradisional.
Pada tahun 1924, Dr walter Shewhart memperkenalkan bagan kendali (control charts) dalam proses pengendalian mutu. Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki atau tidak. Fungsi pengendalian mutu mulai dikembangkan dalam berbagai perusahaan dengan menggunakan bagan kendali mutu sebagai salah satu alat pengendali mutu. Terdapat beberapa jenis bagan kendali, tergantung jenis data yang hendak diukur apakah bersifat variabel (panjang, lebar, berat, volume, kecepatan, dan sebagainya) atau atribut (baik atau buruk, cacat atau tidak). Teknik pengendalian mutu yang diperkenalkan Shewhart ini dibahas lebih lanjut dalam topik yang khusus (S5).
Pada tahun 1950, Dr. W. Edwards Deming memperkenal-kan kondep pengendalian mutu menyeluruh dalam perusahaan (company wide quality control, CWQC). Deming menekankan pentingnya teknik-teknik statistik untuk pengontrolan proses kerja dan perbaikan mutu produk. Deming dikenal juga sebagai orang Amerika pertama yang memiliki peranan besar dalam kemajuan industri Jepang.
Deming juga terkenal dengan teorinya tentang ”butir untuk manajemen”. Dasar teori ini adalah kepercayaan bahwa mutu yang jelek bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan berasal dari manajemen yang buruk dari sistem peningkatan berkesinambungan. Secara keseluruhan, 14 butir untuk manajemen merepresentasikan prinsip-prinsip utama yang memberikan dasar bagi manajemen mutu bagi banyak organisasi (lihat boks).
Berkolaborasi dengan Shewhart, Deming juga mengembangkan konsep Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang merupakan suatu proses untuk peningkatan berkesinam-bungan, tidak memiliki awal maupun akhir. Melalui aplikasi berkelanjutan dari empat siklus langkah yang ditunjukkan dalam Gambar 13.1 suatu organisasi dapat mencapai dan mempertahankan suatu proses manajemen mutu yang unggul.

No comments:

Post a Comment