The Pharmacist Room

ANALISA BIAYA PENYAKIT RHEUMATOID ARTRITIS DI LUAR INDONESIA

 Aspek Rheumatoid Arthtritis (RA) di bidang ekonomi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu aspek secara langsung dan secara tidak langsung. Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya pada negara dan mungkin dunia.

Secara teoritis ada 4 jenis kerugian ekonomi yang timbul dari suatu penyakit termasuk Rheumatoid Arthtritis (RA) seperti :

a.       Akibatnya terhadap konsumsi sehat ( Health Consumption Effect )

Kesehatan bagi seseorang sangatlah penting terutama diusia produktif untuk dapat bebas beraktivitas, jika seorang terkena Rheumatoid Arthtritis (RA) maka aktivitasnya akan terganggu bahkan berkurang karena rasa nyeri. Penderitaan yang dialami tidak hanya pada penderita saja melainkan terhadap keluarga dan kerabat terutama apabila penyakit semakin parah dan penderita meninggal dunia. Kerugian dalam bentuk seperti ini tidak dapat di konversi dalam bentuk uang atau bersifat moneter.

b.      Efek terhadap interaksi sosial (Social Interaction and Leisure Effects)

Aktivitas yang terhambat dan terganggu akibat menderita Rheumatoid Arthtritis (RA) juga mempengaruhi interaksi social dengan lingkungannya karena keterbatasan gerak akibat rasa nyeri yang di rasakan. Untuk menghitung kerugian karena terbatasnya interaksi social yang berkurang akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) termasuk sulit dan bersifat moneter.

c.       Terganggunya produktivitas dalam jangka pendek (Short Term Production Effects)

Berkurangnya produktivitas dalam jangka pendek dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1.      Non – market production effect

Seperti menurunya kegiatan keseharian, seperti mengerjaan pekerjaan rumah atau mobilitas kecil di sekitar tempat tinggal yang terganggu akibat nyeri yang di rasakan.

2.      Market production effect

Termasuk dalam biaya pengobatan (medical cost) dan produktivitas ditempat kerja. Berkurangnya produktivitas di lingkungan pekerjaan dapat berupa :

a)      Kehilangan hari kerja sementara waktu terutama disaat Rheumatoid Arthtritis (RA) sedang kambuh atau masa pengobatan.

b)      Kehilangan hari kerja secara permanen karena meninggal dunia

c)      Menurunnya produktivitas Karen sakit.

d.      Efek terhadap produktivitas makro dan jangka panjang

Kerugian ini meliputi perkembangan kecerdasan dan kemampuan inovatif penduduk juga dampak demografis terhadap konsumsi serta supply tenaga kerja. Perhitungan secara ekonomi ini memerlukan kalkulasirumit karena dampak beban / kerugian dalam jangka panjang akibat Rheumatoid Arthtritis (RA).

Sementara dari uraian diatas tentang kerugian akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) yang paling sering diantisipasi atau dihitung adalah kerugian jangka pendek, karena kalkulasinya kebih mudah dan jelas seperti :

1.      Biaya pengobatan

2.      Biaya pemeriksaan medis

3.      Biaya tindakan medis

4.      Biaya obat

5.      Biaya transportasi

6.      Dsb;

Sedangkan untuk menghitung hilangnya waktu produktif memerlukan perhitungan terkait jumlah hari produktif yang hilang Karena sakit atau meninggal dunia (9)

Cost Analysis ( Analisa Biaya )

Sebagai gambaran perhitungan farmakoekonominya prevalensi kasus Rheumatoid Arthritis di china pada tahun 2010 sebanyak 1.095 orang, dengan estimasi biaya perawatan yang dapat untuk setiap pasien dihitung  $ 2.682/ tahun atau 37,57 juta (kurs dollar 2019) (9). Pembiayaan tersebut dibagi menjadi dua bagian seperti biaya pengobatan dan biaya bukan pengobatan. Dengan menggunakan pendekatan Human Capital Approach (HCA).

Dengan kasus kematian akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) belum ditemukan sebagai kasus baru, Batas untuk usia produktif adalah 60 tahun keatas. Hanya sebagian saja dari pasien melakukan pengobatan yang sesuai. Biaya berobat Rata-rata semua biaya perawatan adalah $ 2.682/ tahun atau 37,57 juta rupiah (kurs dollar 2019) dengan biaya bulanan 3,1 juta/ bulan untuk setiap pasien per bulan (PPPM) jika dihitung perhari produktivitas maka setiap penderita menanggung 214 ribu rupiah setelah diagnosis awal dengan hampir 90% penggunaan biaya untuk direct cost atau sekitar 33,8 juta rupiah/ tahun dan 10% nya merupakan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Dengan populasi penduduk sekitar 1,3 Miliar orang, total beban ekonomi yang harus di tanggung china karena kasus RA sekitar 194,72 miliar. (9)

Tabel III. 2. Analisa biaya untuk Pemanfaatan tahunan sumber daya perawatan kesehatan per pasien


 

 

Tabel II.3. Analisa biaya untuk penyakit Rheumatoid Arthtritis  dengan kurs dollar tahun 2009


 

No

Komponen kerugian

Jumlah (kurs 2019)(rupiah)

 

Akibat Sakit

 

1

Kasus Baru

1095

2.

Kasus lama

895

3

Dissability days total

3

4

75 % usia produktif

3.100.000

5

Nilai Perhari

Rp 214.000

6.

Nilai (tahun)

Rp.194.720.00.000

 

Akibat meninggal

Belum ditemukan kasus

7.

Jumlah meninggal 2018

-

8.

75 % usia produktif

-

9.

Asumsi usia meninggal

50 th

10.

Asumsi batas usia produktif

65 th

11.

Usia produktif yang hilang/kasus

15

12.

Total tahun produktif yang hilang

18.870.123

13.

Total hari produktif yang hilang

52.500

14.

Nilai per Hari

Rp 214.000

15.

Nilai Kerugian

Rp.194.720.00.000

 

Biaya Berobat

Jumlah

1

Asumsi % penderita berobat

60

2

Jumlah Berobat

657

3

Asumsi Biaya Obat 1 tahun

Rp 37.570.000

4.

Nilai

Rp.194.720.00.000

5

Total nilai kerugian langsung

Rp.194.720.00.000

 

A.    Intervensi yang cost effectiveness

Artritis Reumatoid (AR) dapat disembuhkan dengan berbagai jenis terapi dan obat anti rheumatoid, disarankan pasien menjalani setiap terapi dan pengobatan secara teratur dengan dosis yang tepat. Masalah yang terjadi adalah masalah ekonomi masyarakat di asia khususnya yang belum sanggup untuk berobat dan terapi secara lengkap di rumah sakit. Disarankan untuk adanya jaminan sosial yang dapat mengurangi atau meniadakan biaya pengobatan dan terapi yang cukup menelan biaya banyak. Strategi pengobatan yang di lakukan di china dengan pemberian sistem Jaminan Kesehatan Nasional seperti Indonesia. Sistem ini mampu mengurangi beban biaya pasien yang ingin berobat.

 

B.     Keharusan Intervensi

Dapat diambil kesimpulan bahwa Artritis Reumatoid (AR)  adalah masalah kesehatan yang mempunyai dimensi ekonomi yang sangat bermakna, kerugian yang ditimbulkan sangat besar, sekarang cara pengobatan relative mahal karena kurun waktu pengobatan dalam jangka panjang sehingga adanya jaminan kesehatan nasional dapat membantu agar pasien mengikuti pengobatan Artritis Reumatoid (AR).

     Manfaat lain adalah menunjang produktivitas ekonomi daerah dan menunjang investasi sumber daya manusia jangka Panjang, oleh sebab itu investasi untuk memberantas Artritis Reumatoid (AR) perlu dilakukan seluruh steakholder. Pemerintah perlu membuat Gerakan pencegahan Artritis Reumatoid (AR) dengan mempromosikan gaya hidup sehat, serta penambahan proxy jaminan nasional agar masyarakat ( pasien) dapat melakukan upaya pengobatan pasien dan agar dibentuk team kesehatan yang berperan khusus kanker dengan pendirian Rumah Sakit yang memiliki fasilatas lengkap untuk terapi Artritis Reumatoid (AR).


 Kerugian penderita akibat biaya – biaya yang harung ditanggung dalam pengobatan Artritis Reumatoid (AR) secara farmakoekonomi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a.       Direct Cost seperti biaya obat, biaya visit, biaya rumah sakit, biaya transportasi, dan penunjang lainnya dimana pada contoh studi kasus di china memakan hampir 90% dari total biaya pengobatan sekitar Rp. 33.800.000,-

b.      Indirect Cost  seperti kehilangan produktivitas kerja, yang memakan10% dari cost total yang dibayarkan.

c.       Intangible Cost atau biaya yang tidak dapat dihitung atau di kalkulasi secara ekonomi dan bersifat moderat seperti penurunan kualitas hidup akibat Artritis Reumatoid (AR)

2.      Intervensi yang efektif diperlukan untuk menekan cost dan dapat meningkatkan kualitas hidup dari penderita dengan melakukan berbagai jenis terapi dan obat anti rheumatoid, disarankan pasien menjalani setiap terapi dan pengobatan secara teratur dengan dosis yang tepat. Masalah yang terjadi adalah masalah ekonomi masyarakat di asia khususnya yang belum sanggup untuk berobat dan terapi secara lengkap di rumah sakit akan tetapi pemerintah melakukanintervensi dari sisi ekonomi dengan Health care system yang berlaku sehingga meringankan cost yang harus di tanggung oleh penderita


DAFTAR PUSTAKA

1.        Indonesia PR. Reumatoid Artritis 2014.

2.        Kementrian Kesehatan RI. Hasil Utama Laporan Riskesdas 2018. Jakarta Badan Penelit dan Pengemb Kesehat Dep Kesehat Republik Indones. 2018;22.

3.        Mudjaddid E, Puspitasari M, Setyohadi B, Dewiasty E. Hubungan Derajat Aktivitas Penyakit dengan Depresi pada Pasien Artritis Reumatoid. J Penyakit Dalam Indones. 2017;4(4):194.

4.        Muizzulatif M, Sukohar A, Ayu N, Irawati V, Kedokteran F, Lampung U, et al. Efektivitas Pengobatan Herbal Untuk Rheumatoid Arthritis Effectivity Of Herbal Medicines For Rheumatoid Arthritis. 2019;8:206–10.

5.        Tjandrawinata RR. Peran Farmaekonomi dalam Penentuan Kebijakan yang Berkaitan dengan Obat-Obatan. Work Pap Dexa Medica Gr. 2016;(January 2016).

6.        Elsi M. Gambaran faktor dominan pencetus arthritis rheumatoid di wilayah kerja puskesmas danguang danguang payakumbuh tahun 2018. MENARA Ilmu. 2018;XII(8):98–106.

7.        Callaghan C, Copeland R. Rheumatoid arthritis: Features, causes and diagnosis. Clin Pharm. 2010;2(5):154–60.

8.        Sokka T, Hetland ML, Mäkinen H, Kautiainen H, Hørslev-Petersen K, Luukkainen RK, et al. Remission and rheumatoid arthritis data on patients receiving usual care in twenty-four countries. Arthritis Rheum. 2008;58(9):2642–51.

9.        Xu C, Wang X, Mu R, Yang L, Zhang Y, Han S, et al. Societal costs of rheumatoid arthritis in China: A hospital-based cross-sectional study. Arthritis Care Res. 2014;66(4):523–31.