1. Permasalahan
Asma merupakan
penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada anak
maupun dewasa. Prevalensi asma meningkat
dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Peningkatan tersebut diduga
berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun outdoor. Prevalensi asma pada
anak berkisar antara 2-30%. Di
Indonesia prevalensi asma pada anak
sekitar 10% pada usia sekolah dasar, dan sekitar
6,5% pada usia sekolah menengah pertama.
Tingginya angka kejadiaan penyakit ini, menjadi dasar perlunya pengetahuan dan
juga informasi bagi masyarakat tentang pengertian, pengobatan, dan juga
penanganan serangan asma maupun pengobatan kontroler sebagai pencegah
kekambuhan asma. Untuk itu perlu diadakan forum edukasi kepada masyarakat untuk
memperkecil angka kesakitan asma.
2. Judul
Asma dan Penanganannya
3. Sasaran
Sasaran edukasi ini adalah pasien rawat jalan ASKES di
Rumkital Dr. Ramelan.
4. Tujuan
Tujuan dilakukan edukasi ini adalah memberikan
informasi, agar pasien mengerti tentang penyakit asma, pengobatan dan
penanganannya serta cara penggunaan alat inhalasi yang benar.
5. Metode dan Format
Metode
yang digunakan adalah penyuluhan dan tanya jawab.
6. Sarana
Sarana
yang digunakan adalah laptop, LCD proyektor, dan leaflet.
7. Materi
·
Definisi Asma
Kondisi yang ditandai oleh sesak napas disertai bunyi “ngik-ngik” (mengi)
yang disebabkan oleh adanya penyempitan di saluran nafas karena rangsangan
tertentu sehingga terjadi peradangan.
·
Faktor pencetus asam
1.
Faktor keturunan :
genetik
2.
Faktor lain :
a.
Lingkungan:
ü
Asap rokok
ü
Udara dingin (perubahan cuaca)
ü
Polusi udara
b.
Alergen :
ü
Debu rumah
ü
Bulu Binatang
ü
Tepung sari bunga
c.
Emosi yang berlebihan seperti marah atau ketakutan
d.
Olahraga
·
Gejala asma
1.
Sesak nafas disertai dengan bunyi mengi.
2.
Terkadang disertai nyeri dada.
3.
Batuk kering/berdahak (dahak kental dan sulit
dikeluarkan).
4.
Penderita sering mengeluh cepat lelah.
5.
Batuk berulang setelah terkena pejanan (alergen,
aktivitas, emosi, infeksi), batuk menjadi berat terutama pada malam hari.
·
Penggolongan obat asma
Obat pelega
nafas (Reliever)
Diberikan pada saat serangan untuk mengatasi sesak secara
cepat.
Contoh : salbutamol , teofilin tablet, terbutalin, Ipratropium inhalasi.
Ø
Salbutamol
Mekanisme :
Meningkatkan jumlah cyclic AMP yang berdampak pada relaksasi otot polos dan
menghambat pelepasan mediator penyebab reaksi alergi.
Efek samping : Tremor, erythema, hipokalemia
Interaksi obat :
Dengan caffein dapat menyebabkan stimulasi sistem syaraf pusat.
Ø
Berotek inhaler
Komposisi : fenoterol
HBr
Mekanisme :
melemaskan otot polos bronkus, dan pembuluh darah serta melindungi dari bronkokontriksi.
Efek samping :tremor, sakit
kepala, pusing, iritasi.
Ø
Spirivahandihaler
Komposisi : tiotropium
bromida
Mekanisme :sebagai
penghambat reseptor kolinergik muskarinik sehingga menghambat bronkokontriksi dan
hipersekresi bronkus
Efek samping : mulut kering,
batuk, sinuitis
Obat pengontrol
untuk mengurangi
gejala harian
contoh : ketotifen, teofilin, budesonid inhaler
contoh : ketotifen, teofilin, budesonid inhaler
Ø
Pulmicort turbuheler
Komposisi : budesonide
Mekanisme :merupakan
golongan kortikosteroid dengan aksi menghambat pembentukan mediator peradangan,
mengurangi reaktifitas otot polos saluran nafas, dan meningkatkan sirkulasi
jalan nafas
Efek samping : infeksi
candidiasis di mulut(seperti sariawan), sakit tenggorokan, batuk.
Cara penggunaan inhaler
Inhaler berotec
1.
Lepaskan penutup,
dan kocok botol perlahan untuk memastika bahwa botol masih ada isi atau
volumenya.
2.
Pegang botol semprot tegak dan tengadahkan kepala ke
atas.
3.
Latihan nafas dengan cara menarik nafas dan
mengeluarkan lewat hidung, kemudian keluarkan nafas sepenuhnya melalui hidung
untuk mengosongkan paru-paru.
4.
Masukkan moncong alat ke dalam mulut dan katupkan bibir
anda rapat-rapat.
5.
Tarik nafas dalam-dalam melalui mulut, dan secara
bersamaan dengan itu tekanlah tombol semprot pada botol tersebut.
6.
Kemudian lepaskan tombol, tahan nafas beberapa detik,
keluarkan alat dari mulut dan hembuskan nafas perlahan melalui hidung.
7.
Bila diperintahkan oleh dokter untuk menggunakan lebih
dari 1 semprot dalam sekali pemakaian, maka tunggu 1 menit dan ulangi seperti
cara diatas.
8.
Bersihkan bagian moncong alat dengn tisue dan
berkumurlah dengan air hangat, kemudian tutup kembali alat.
Penggunaan Turbuhaler
Cara pemakaian :
1. Putar
dan lepas penutup tabung
2. Pegang
inhaler ke arah atas dengan pegangan (grip) yang berwarna coklat sejauh mungkin ke arah kanan dan
kemudian kembali ke posisi semula sampai terdengar suara klik
3. Hembuskan
nafas melalui hidung
4. Letakkan
“mouth piece” diantara gigi, kelilingi dan tutupi mouth piece dengan bibir
kemudian tarik nafas dengan sekuat dan sedalam mungkin
5. Sebelum
menghembuskan nafas, keluarkan inhaler dari mulut. Jika yang diberikan lebih
dari 1 dosis, ulang tahap 2-5
6. Bersihkan
bagian Mouth piece, pasang kembali
tutupnya dan kumur mulut anda dengan air setelah menggunakan inhaler.
Penggunaan Handihaler
1.
Buka bagian penutup alat, kemudian buka bagian mouth
piece.
2.
Siapkan kapsul yang akan digunakan, lalu masukkan
kapsul tersebut kedalam tempat kapsul yang ada dalam mouth piece.
3.
Tutup kembali mouth piece.
4.
Tekan tombol dengan sempurna pada alat, sekali saja
lalu lepaskan.
5.
Latihan nafas dengan cara menarik nafas dan
mengeluarkan lewat hidung, kemudian keluarkan nafas sepenuhnya melalui hidung
untuk mengosongkan paru-paru.
6.
Masukkan handihaler ke dalam mulut dan katupkan
rapat-rapat bagian mouth piece pada bibir.
7.
Tarik nafas perlahan dan dalam sampai paru-paru terisi
penuh dan terdengar kapsul bergetar.
8.
Tahan nafas beberapa saat, lalu keluarkan melalui
hidung kemudian berkumur.
9.
Buka mouth piece dan keluarkan cangkang kapsul
10.
Bersihkan bagian dalam mouth piece untuk membuang sisa
cangkang atau obat yang mungkin menempel dengn tisue kering atau cottonbath.
11.
Tutup kembali mouth piece kemudian bersihkan bagian
ujung luarnya yang bersentuhan dengn bibir tadi dengan air hangat.
Perhatian bagi
penderita asma.
Faktor
terpenting dalam mengatasi asma :
1.
Kenali
faktor pencetus asma, disarankan kepada orang tua atau penderita agar mencatat
hal-hal yang dapat memicu asma, apakah ada alergi dari makanan atau hal
tertentu, maka alergen tersebut harus dihindari.
2.
Faktor
pencetus asma yang paling umum adalah debu, perhatikan juga mainan anak atau
hewan peliharaan yang dapat memicu asma.
3.
Untuk
mendapatkan informasi obat serta penanganan asma jangan segan-segan bertanya
pada apoteker, dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.
4.
Penderita di sarankan untuk berolah raga secara teratur
dan tidak terlalu berat.
5.
Minum obat kontroler secara teratur untuk mencegah
kekambuhan asma, dan terapkan pola hidup sehat.
Evaluasi
Proses edukasi berjalan baik (aktif), respon dari audience sangat bagus,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk sebagai respon atas
nformasi yang disampaikan. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan
dipahami dengan baik oleh audience, hal ini dapat dilihat dari kemampuan
menjawab soal yang kami ajukan kepada audience. Dari 6 pertanyaan yang diajukan
5 pertanyaan dapat di jawab dengan baik pleh audience.
Pertanyaan
1.
Apakah asma yang terdeteksi sejak lahir dapat sembuh
total ?.( Tn. Abdul H)
Jawab :
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis, yang dapat di sebabkan oleh
adanya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Asma yang didapat dari anak
sejak lahir merupakan jenis asma yang sifatnya adalah genetik atau didapat dari
keturunan. Asma bukan merupakan penyakit yang dapat di sembuhkan secara total
dengan terapi obat, tetapi dapat di cegah kekambuhannya dengan terapi obat yang
sesuai dan kontinue. Serangan asma terjadi karena adanya rangsangan dari luar
seperti faktor lingkungan baik debu, cuaaca dll, serangan ini dapat di hindari
jika penderita mengerti dan paham terhadap faktor pemicu dari asma yang
dideritanya, baik dengan menggunakan alat pelindung diri maupun menghindar/
menjauhi faktor pemicu. Selain itu obat-obat yang direkomendasikan sebagai obat
kontroler yang digunakan sebagai obat untuk mencegah kekambuhan harus selalu
rutin digunakan meskipun serangan asma tidak terjadi. Jadi, penyakit asma tidak
bisa disembuhkan total.
2.
Apakah asma merupakan penyakit menular ? dan dapatkah
kapsul yang dimasukkan pada handihaler itu digunakan langsung dengan cara oral
(diminum) ?. (Ny. Sutarmi)
Jawab :
Asma bukan merupakan penyakit yang menular, namun termasuk penyakit yang
dapat diturunkan ( bersifat genetik), meskipun angka keterjadiannya sekitar
30%.
Kapsul spiriva (tiotropium bromida) adalah kapsul yang digunakan dalam
terapi inhalasi dengan menggunnakan alat handihaler. Kapsul ini di digunakan
dalam terapi serangan akut asma yang terjadi mendadak dan membutuhkan aksi
cepat (short acting). Kapsul ini akan mengalami penyubliman saat digunakan atau
di hirup, sehingga yang penderita rasakan hanya seperti hembusan powder halus
yang nantinya akan masuk kedalam sistem pernafasan dan memberikan efek dilatasi
pada saluran / jalan nafas. Jika kapsul di gunakan dengan cara diminum maka
kapsul tidak akan menyublim, melainkan akan terdisolusi dalam sistem
pencernaan, akibatnya obat tersebut tidak terserap dengan baik di jalan nafas,
dan penderita tidak mendapat terapi yang efektif karena jalan nafas tidak
mengalami dilatasi. Jadi kapsul spiriva tidak dapat digunakan secara oral.
3.
Apakah asma bisa sembuh total ? (Tn. Asmedi)
Jawab.
Untuk saat ini secara medis penyakit asma belum bisa di sembuhkan secara
total, hanya saja asma dapat di cegah kekambuhannya dengan cara menghindarkan
dari faktor-faktor pemicu asma. Maka di sarankan pada penderita untuk dapat
mengenali faktor tersebut sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kekambyhan
dari asma. Selain itu juga, penderita di sarankan untuk melakukan terapi
kontroler dengan menggunakan obat-obat yang direkomendasikan.
4.
Apa bedanya akupuntur dengan tusuk jarum, dapatkah
terapi ini menyembuhkan asma ? (Ny. Melsa)
Jawab :
Terapi akupuntur sama dengan terapi tusuk jarum, dimana terapi ini menitik-
bertakan pada titik-titik syaraf tertentu yang merupakan tempat yang terkait
dengan penyakit tersebut. Menurut literatur yang kami ketahui terapi asma
dengan akupuntur ini bisa digunakan sebagia pengobatan dengan cara pijat terapi
pada daerah dada untuk melancarkan peredaran darah yang tersumbat di daerah
paru-paru dan refleksi kaki sebagai kombinasi untuk mengobati penyakit asma
melalui kaki.
5.
Mengapa setelah penguapan penderita asma bisa kambuh
lagi ? (Ny. Jumiah)
Jawab :
Penguapan atau terapi dengan nebulizer merupakan terapi yang digunakan
untuk mengatasi serangan asma akut yang membutuhkan penanganan cepat atau
dengan kata lain menggunakan obat-obat dengan mekanisme kerja short acting. Penderita yang menggunakan
terapi inhalasi dengan baik dan benar akan mendapatkan efektivitas terpai yang
maksimal yaitu berkurangnya rasa sesak dan nyeri yang biasa dirasakan saat
serangan. Namun, kekambuhan itu tetap akan dapat muncul apabila penderita
mendapat paparan atau rangsangan faktor pencetus asma, karena tidak mampu dan
berupaya untuk menghindarkan diri dari rangsang tersebut dengan alat pelindung
diri maupun obat-obat kontroler yang diminum setiap saat tanpa harus ada
serangan.
6.
Pasien mengalami sesak nafas, ketika diberi obat
Neonapacin sesaknya berkurang, apa itu termasuk asma ? (Ny. Sumiatun)
Jawab :
Penentuan diagnosa yang menyatakan seorang pasien menderita asma atau
bukan harus dengan uji tes tertentu, seperti FEV/PEF, sesak nafas yang dialami oleh penderita ini memang dapat teratasi
dengan baik dengan pemberian Neonapacin karena mengandung teofilin dan ephedrin
yang merupakan bronchodilator yang akan melebarkan jalan nafas, sehingga sesak
nafasnya akan teratasi.
7. Apakah obat asma harus diminum terus meskipun
pasien tidak sesak ?
Jawab :
Obat asma yang merupakan obat
kontroler seperti teofilin, ketotifen harus tetap di diminum karena merupakan
obat yang digunakan untuk mencegah kekambuhan asma, meskipun penderita asma
tidak mengalami serangan.