I.
PENDAHULUAN
Tumor
otak adalah tumor yang topisnya bisa di hemisfer serebri maupun di batang
otak. Jenisnya terbagi atas tumor primer
dan tumor sekunder. Tumor primer berasal dari sel glia atau neuron otak, tumor sekunder
berasal dari metastasis organ lain melalui limfogen, hematogen maupun
perkontinuitatum. Menurut Samuels (1996 ) lokasi tumor dibedakan menjadi tumor
supratentorial atau infatentorial. Insiden tumor intrakranial 4,2-5,4 per
seratus ribu jumlah penduduk. Untuk mendiagnosis tumor otak diperlukan anamnesis,
periksaan klinis yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Penanganannya bisa
dilakukan secara konservatif maupun operatif.
II. TOPIK
1.
Tumor otak primer
2.
Tumor otak sekunder
III. Learning
Objective
1.
Mahasiswa mengetahui lokasi
anatomis tumor serebri
2.
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis
tumor serebri
3.
Mahasiswa mengetahui etiologi
tumor serebri
4.
Mahasiswa mengetahui gambaran
klinis (anamnesi dan pemeriksaan klinis)
5.
Mahasiswa mampu mendiagnosis tumor
serebri
6.
Mahasiswa mampu penatalaksanakan
dan rujukan tumor serebri
IV. SKENARIO
Seorang
laki-laki 45 tahun, karyawan swasta datang ke poli saraf RS UMM dengan keluhan sefalgia hilang timbul
yang dirasakan kurang lebih 1 tahun ini. Sudah 2 bulan ini keluhannya bertambah
hebat dan sering, kadang-kadang nausea dan vomiting. Riwayat trauma kepala dan febris disangkal
penderita. Keluhan batuk berdahak
dirasakan hampir 4 bulan ini. Penderita
perokok berat mulai umur 35 tahun, olah raga tenes 1 minggu sekali, dan ibu
penderita meninggal karena Ca paru.
Pada
pemeriksaan klinis T 120/70, Nadi 78x/mnt, RR 20x/mnt,t 37CGCS E3M6V5, N kranialis
FODS odema bilateral, paresis NVII kanan sentral, dan slight hemiparesis
dextra. Pemeriksaan neurologis lain dalam batas normal. Pada foto thorax PA ditemukan Infiltrat pada
bagian basal kedua lapangan paru. Pada pemeriksaan darah lengkap: Hb 13 mg%, leukosit
8.000.000mg/dl, eritrosit 5 juta mg/dl, trombosit 245 ribu mg/dl, LED 50/j.
IV. KEPUSTAKAAN
Klasifikasi
Berdasar asalnya tumor dibagi
atas: Primer 50-80% kasus dan Sekunder 20-50% kasus.
Berdasarkan lokasi tumor: Supratentorial dan Infratentorial.
A. Tumor
primer
Asal: jaringan otak, meningen, hipofisis, sel mielin.
Glioma 50%, Meningioma 20%, Adenoma 15%, Neurinoma 7%
B. Tumor
sekunder
Berasal dari metastasis organ
lain: paru-paru, mama, prostat, tiroid ginjal, rahim.
Tumor supratentorial
•
hemisfer:
glioma, meningioma, meta
•
Struktur
median: adenoma hipofisis, glandula
pinealis, kraniofaringioma
Tumor
infratentorial
•
Schwanoma
akustikus, metastasis, meningioma, hemangioblastom
Etiologi
Secara pasti belum diketahui
Faktor-faktornya:
•
bawaan (meningioma, astro, neurofibrom), degenerasi, radiasi, Virus
burkit lymphoma, Zat karsinogenik (methylcholantron,, nitrosoethylurea).
Ependimoma
Berasal dari sel glia, frekwensinya ke 2 setelah astrositoma. Lokasi
pada dinding ventrikel, intrameduler, sudut serebelopontin, bisa mengalami perubahan menjadi ganas.
Oligodendroma
Insidennya 10% dari glioma. Bisa mengenai semua gol umur terutama lebih dari dekade 4-5. Predileksi supra tentorial (50% lobus frontalis). Bisa
berubah menjadi
ganas.
Glioblastom Multiforme
Disebut juga glioma maligna atau astrositoma derajat 3-4. Predileksinya lobus
frontalis dan parietalis.
Gambaran histology menunjukkan sel-sel mitotik
jelas, infiltratif, ekspansif, nekrosis, hemoragi. Merupakan 90% dari glioma.
Meduloblastom
Banyak terjadi pada fosa cranii posterior. Merupakan tumor pada anak-anak yang sering (no 2 setelah astrositoma). Predileksinya garis tengah serebelum.
Meningioma
Adalah tumor jinak yang berasal dari vili-vili sel arachnoid. Wanita
> pria, dekade 4-5.
Predileksi: supra tentorial (sfenoid, paraselar, basofrontal), Sedangkan pada infra tentorial (med os petrosum, dekat sudut
serebelum pontin, medula spinalis: T4-T8).
Bentuk: bulat à penipisan
tulang, gepeng
à hyperostosis.
Tumor adenoma hypofisis
Klasifikasi anatomi
•
adenoma mikro 0 <10mm
•
adenoma diffus
•
adenoma invasif
Predileksinya
sella tursika
Adenoma
mikro
Gejala klinis: asimtomatis, hipersekresi gangguan hiperprolaktinemi, gangguan
hormonal: amenore, galaktore, impotensi, ginekomasti, libido menurun
Adenoma
besar
Gejala klinis: defisiensi gonadotropin, defisiensi kortikotropin, ACTH: sindrom chusing, akromegali. Ciasma optikum gangguan visus.
Neurofibroma
Disebut juga neurilemoma atau neurinoma.
Banyak terjadi pada lebih dekade 4, berasal sel schwan, lokasinya pada: Intra cranial: neurinoma akustikus, radik dorsalis T:
kauda ekwina, can spinalis-dumbbel tumor,
saraf tepi N Reklinghausen
Neurinoma
Akustikus
Predileksinya pada Cerebellopontine
angle
Gambaran klinis: tinnitus, pendengaran menurun, vertigo, ataksia, gangguan nerv V, VII, VIII, IX, X, XI, XII. Tekanan Intra Kranial meningkat.
Kraniofaringioma
Merupakan tumor jinak yang bersifat congenital.
Banya pada Supraselar, bisa terjadi
pada anak dan dewasa, Berasal kantung rathke, Insidennya P: L=3:2. Klinisnya: TIK, G visus, G endokrin,
G nKranial, hidrosefalus, demensia, diabetes insipidus.
TUMOR
METASTASE
Merupakan 20-25%
tumor
intracranial,
mengenai usia > 50 th, 70%
serebrum, 30% serebellum. Sifat
tumor multiple, berasal: bronkhus / paru
3,5 (50%), mamae,
ginjal, proslat, tiroid, rahim secara: hematogen dan lymfogen.
DIAGNOSIS TUMOR OTAK
a. Gambar klinis : anamnesa, pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan Penunjang.
Gambaran Klinis: Peningkatan TIK, Manifestasi Neurogis Fokal,
Konvulsi (Umum / Fokal) dan Pendarahan pada Tumor
Pemeriksaan
penunjang: 1. Foto kepala: - impressiones digitate, - pelebaran sutura, - pelebaran fossa hipofisis / destruksi, - klasifikasi hyperostosis, - penipisan tulang; 2. CT Scan / MRI; 3. Pertanda Tumor : CEA, PSA, ALP; 4. Lain: fototorax, USG.
PENATALAKSANAAN
- Non medikamentosa : 5B, Rehabmedik
- Medikamentosa: -
antiodema otak, - operatif, - radioterapi, - kemoterapi
|
|
|