Aspek Rheumatoid Arthtritis (RA) di bidang ekonomi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu aspek secara langsung dan secara tidak langsung. Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya pada negara dan mungkin dunia.
Secara teoritis ada 4 jenis kerugian ekonomi yang
timbul dari suatu penyakit termasuk Rheumatoid Arthtritis (RA) seperti :
a. Akibatnya
terhadap konsumsi sehat ( Health Consumption Effect )
Kesehatan bagi
seseorang sangatlah penting terutama diusia produktif untuk dapat bebas
beraktivitas, jika seorang terkena Rheumatoid Arthtritis (RA) maka aktivitasnya
akan terganggu bahkan berkurang karena rasa nyeri. Penderitaan yang dialami
tidak hanya pada penderita saja melainkan terhadap keluarga dan kerabat
terutama apabila penyakit semakin parah dan penderita meninggal dunia. Kerugian
dalam bentuk seperti ini tidak dapat di konversi dalam bentuk uang atau
bersifat moneter.
b. Efek
terhadap interaksi sosial (Social Interaction and Leisure Effects)
Aktivitas yang
terhambat dan terganggu akibat menderita Rheumatoid Arthtritis (RA) juga
mempengaruhi interaksi social dengan lingkungannya karena keterbatasan gerak
akibat rasa nyeri yang di rasakan. Untuk menghitung kerugian karena terbatasnya
interaksi social yang berkurang akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) termasuk
sulit dan bersifat moneter.
c. Terganggunya
produktivitas dalam jangka pendek (Short Term Production Effects)
Berkurangnya
produktivitas dalam jangka pendek dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Non
– market production effect
Seperti menurunya
kegiatan keseharian, seperti mengerjaan pekerjaan rumah atau mobilitas kecil di
sekitar tempat tinggal yang terganggu akibat nyeri yang di rasakan.
2. Market
production effect
Termasuk dalam
biaya pengobatan (medical cost) dan produktivitas ditempat kerja. Berkurangnya
produktivitas di lingkungan pekerjaan dapat berupa :
a) Kehilangan
hari kerja sementara waktu terutama disaat Rheumatoid Arthtritis (RA) sedang
kambuh atau masa pengobatan.
b) Kehilangan
hari kerja secara permanen karena meninggal dunia
c) Menurunnya
produktivitas Karen sakit.
d. Efek
terhadap produktivitas makro dan jangka panjang
Kerugian ini
meliputi perkembangan kecerdasan dan kemampuan inovatif penduduk juga dampak
demografis terhadap konsumsi serta supply tenaga kerja. Perhitungan secara
ekonomi ini memerlukan kalkulasirumit karena dampak beban / kerugian dalam
jangka panjang akibat Rheumatoid Arthtritis (RA).
Sementara dari
uraian diatas tentang kerugian akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) yang paling
sering diantisipasi atau dihitung adalah kerugian jangka pendek, karena
kalkulasinya kebih mudah dan jelas seperti :
1. Biaya
pengobatan
2. Biaya
pemeriksaan medis
3. Biaya
tindakan medis
4. Biaya
obat
5. Biaya
transportasi
6. Dsb;
Sedangkan untuk menghitung hilangnya waktu produktif
memerlukan perhitungan terkait jumlah hari produktif yang hilang Karena sakit
atau meninggal dunia (9)
Cost Analysis (
Analisa Biaya )
Sebagai
gambaran perhitungan farmakoekonominya prevalensi kasus Rheumatoid Arthritis di
china pada tahun 2010 sebanyak 1.095 orang, dengan estimasi biaya perawatan
yang dapat untuk setiap pasien dihitung
$ 2.682/ tahun atau 37,57 juta (kurs dollar 2019) (9).
Pembiayaan tersebut dibagi menjadi dua bagian seperti biaya pengobatan dan
biaya bukan pengobatan. Dengan menggunakan pendekatan Human Capital Approach
(HCA).
Dengan
kasus kematian akibat Rheumatoid Arthtritis (RA) belum ditemukan sebagai kasus
baru, Batas untuk usia produktif adalah 60 tahun keatas.
Hanya sebagian saja dari pasien melakukan pengobatan yang sesuai. Biaya berobat
Rata-rata semua biaya perawatan adalah $
2.682/ tahun atau 37,57 juta rupiah (kurs dollar 2019) dengan biaya bulanan 3,1
juta/ bulan untuk setiap pasien per bulan
(PPPM) jika dihitung perhari produktivitas maka setiap penderita menanggung 214
ribu rupiah setelah diagnosis awal dengan hampir 90% penggunaan biaya untuk direct cost atau sekitar 33,8 juta
rupiah/ tahun dan 10% nya merupakan biaya tidak langsung (Indirect Cost).
Dengan populasi penduduk sekitar 1,3 Miliar orang, total beban ekonomi yang
harus di tanggung china karena kasus RA sekitar 194,72 miliar. (9)
Tabel
III. 2. Analisa biaya untuk Pemanfaatan tahunan sumber daya perawatan kesehatan
per pasien
Tabel II.3. Analisa biaya untuk penyakit
Rheumatoid Arthtritis dengan kurs dollar
tahun 2009
No |
Komponen kerugian |
Jumlah (kurs 2019)(rupiah) |
|
Akibat Sakit |
|
1 |
Kasus Baru |
1095 |
2. |
Kasus lama |
895 |
3 |
Dissability days total |
3 |
4 |
75 % usia produktif |
3.100.000 |
5 |
Nilai Perhari |
Rp 214.000 |
6. |
Nilai (tahun) |
Rp.194.720.00.000 |
|
Akibat meninggal |
Belum ditemukan kasus |
7. |
Jumlah meninggal 2018 |
- |
8. |
75 % usia produktif |
- |
9. |
Asumsi usia meninggal |
50 th |
10. |
Asumsi batas usia produktif |
65 th |
11. |
Usia produktif yang hilang/kasus |
15 |
12. |
Total tahun produktif yang hilang |
18.870.123 |
13. |
Total hari produktif yang hilang |
52.500 |
14. |
Nilai per Hari |
Rp 214.000 |
15. |
Nilai Kerugian |
Rp.194.720.00.000 |
|
Biaya Berobat |
Jumlah |
1 |
Asumsi % penderita berobat |
60 |
2 |
Jumlah Berobat |
657 |
3 |
Asumsi Biaya Obat 1 tahun |
Rp 37.570.000 |
4. |
Nilai |
Rp.194.720.00.000 |
5 |
Total nilai kerugian langsung |
Rp.194.720.00.000 |
A.
Intervensi yang cost effectiveness
Artritis
Reumatoid (AR) dapat disembuhkan dengan berbagai
jenis terapi dan obat anti rheumatoid, disarankan pasien menjalani setiap
terapi dan pengobatan secara teratur dengan dosis yang tepat. Masalah yang
terjadi adalah masalah ekonomi masyarakat di asia khususnya yang belum sanggup
untuk berobat dan terapi secara lengkap di rumah sakit. Disarankan untuk adanya
jaminan sosial yang dapat mengurangi atau meniadakan biaya pengobatan dan
terapi yang cukup menelan biaya banyak. Strategi pengobatan yang di lakukan di china
dengan pemberian sistem Jaminan Kesehatan Nasional seperti Indonesia. Sistem
ini mampu mengurangi beban biaya pasien yang ingin berobat.
B.
Keharusan Intervensi
Dapat diambil kesimpulan bahwa Artritis
Reumatoid (AR) adalah masalah kesehatan yang mempunyai
dimensi ekonomi yang sangat bermakna, kerugian yang ditimbulkan sangat besar,
sekarang cara pengobatan relative mahal karena kurun waktu pengobatan dalam
jangka panjang sehingga adanya jaminan kesehatan nasional dapat membantu agar
pasien mengikuti pengobatan Artritis Reumatoid (AR).
Manfaat lain
adalah menunjang produktivitas ekonomi daerah dan menunjang investasi sumber
daya manusia jangka Panjang, oleh sebab itu investasi untuk memberantas Artritis
Reumatoid (AR) perlu dilakukan seluruh
steakholder. Pemerintah perlu membuat Gerakan pencegahan Artritis
Reumatoid (AR) dengan mempromosikan gaya
hidup sehat, serta penambahan proxy jaminan nasional agar masyarakat ( pasien)
dapat melakukan upaya pengobatan pasien dan agar dibentuk team kesehatan yang
berperan khusus kanker dengan pendirian Rumah Sakit yang memiliki fasilatas
lengkap untuk terapi Artritis Reumatoid (AR).
Kerugian
penderita akibat biaya – biaya yang harung ditanggung dalam pengobatan Artritis
Reumatoid (AR) secara farmakoekonomi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Direct
Cost seperti biaya obat, biaya visit, biaya rumah sakit, biaya transportasi,
dan penunjang lainnya dimana pada contoh studi kasus di china memakan hampir
90% dari total biaya pengobatan sekitar Rp. 33.800.000,-
b. Indirect
Cost seperti kehilangan produktivitas
kerja, yang memakan10% dari cost total yang dibayarkan.
c. Intangible
Cost atau biaya yang tidak dapat dihitung atau di kalkulasi secara ekonomi dan
bersifat moderat seperti penurunan kualitas hidup akibat Artritis Reumatoid
(AR)
2.
Intervensi yang efektif
diperlukan untuk menekan cost dan dapat meningkatkan kualitas hidup dari
penderita dengan melakukan berbagai jenis
terapi dan obat anti rheumatoid, disarankan pasien menjalani setiap terapi dan
pengobatan secara teratur dengan dosis yang tepat. Masalah yang terjadi adalah
masalah ekonomi masyarakat di asia khususnya yang belum sanggup untuk berobat
dan terapi secara lengkap di rumah sakit akan tetapi pemerintah melakukanintervensi
dari sisi ekonomi dengan Health care system yang berlaku sehingga meringankan
cost yang harus di tanggung oleh penderita
DAFTAR
PUSTAKA
1. Indonesia
PR. Reumatoid Artritis 2014.
2. Kementrian
Kesehatan RI. Hasil Utama Laporan Riskesdas 2018. Jakarta Badan Penelit dan
Pengemb Kesehat Dep Kesehat Republik Indones. 2018;22.
3. Mudjaddid E,
Puspitasari M, Setyohadi B, Dewiasty E. Hubungan Derajat Aktivitas Penyakit
dengan Depresi pada Pasien Artritis Reumatoid. J Penyakit Dalam Indones.
2017;4(4):194.
4. Muizzulatif M,
Sukohar A, Ayu N, Irawati V, Kedokteran F, Lampung U, et al. Efektivitas
Pengobatan Herbal Untuk Rheumatoid Arthritis Effectivity Of Herbal Medicines
For Rheumatoid Arthritis. 2019;8:206–10.
5. Tjandrawinata
RR. Peran Farmaekonomi dalam Penentuan Kebijakan yang Berkaitan dengan
Obat-Obatan. Work Pap Dexa Medica Gr. 2016;(January 2016).
6. Elsi M.
Gambaran faktor dominan pencetus arthritis rheumatoid di wilayah kerja
puskesmas danguang danguang payakumbuh tahun 2018. MENARA Ilmu. 2018;XII(8):98–106.
7. Callaghan C,
Copeland R. Rheumatoid arthritis: Features, causes and diagnosis. Clin Pharm.
2010;2(5):154–60.
8. Sokka T,
Hetland ML, Mäkinen H, Kautiainen H, Hørslev-Petersen K, Luukkainen RK, et al.
Remission and rheumatoid arthritis data on patients receiving usual care in
twenty-four countries. Arthritis Rheum. 2008;58(9):2642–51.
9. Xu C, Wang X,
Mu R, Yang L, Zhang Y, Han S, et al. Societal costs of rheumatoid arthritis in
China: A hospital-based cross-sectional study. Arthritis Care Res.
2014;66(4):523–31.