Assesment geriatri merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi pasien lansia (Geriatri) yang berusia lebih dari 60 tahun. Kegiatan ini dilaksanakan oleh sebuah tim yang disebut dengan TIM Assesment Geriatri.
Tim Assesment geriatri
Tim Assesment geriatri
1) Dokter spesialis penyakit dalam (Internist).
2) Dokter spesialis syaraf (Neurologist).
3) Dokter spesialis penyakit jiwa (Psychiatrist).
4) Psikolog (Psycologist).
5) Dokter gigi (Dentist).
6) Apoteker (Pharmacist).
7) Ahli Gizi (Dietician).
8) Ahli fisioterapi (Physioterapist).
9) Pekerja sosial (Social Worker).
Pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri ini berupa pemeriksaan kesehatan general check up plus yang berarti selain pemeriksaan general check up, pasien juga mendapatkan assesment (pemeriksaan lain) yang meliputi penilaian aspek medik, psikososial, dan ekonomi yang terdiri dari riwayat medis, evalulasi fisik, neurologi, mulut/gigi, nutrisi, sosial, pemeriksaan mental ringkas, aktivitas sehari-hari, penggunaan/efek samping obat-obatan, pemeriksaan laboratorium, dan data penunjang lainnya.
1) Dokter praktek swasta yang merekomendasikan kepada tim geriatri untuk dilaksanakan assesment.
2) Pasien Poli Geriatri yang disarankan oleh dokter yang memeriksa untuk assesment.
3) Pasien rawat inap yang menginginkan assesment.
4) Kemauan pasien sendiri/keluarga pasien.
1) Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2) Menjamin kemanjuran, keamanan, dan efisiensi penggunaan obat.
3) Meningkatkan kerjasama antar profesi kesehatan lain (dokter, apoteker, ahli gizi, dokter gigi, dll).
4) Membantu kebijakan obat di rumah sakit dalam rangka meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Bagi pasien geriatri pemeriksaan ini bermanfaat untuk menyusun pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional mengingat kompleksnya masalah kesehatan pada usia lanjut sehingga perlu proses terapi dan pengobatan yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus.
Tahapan pelaksanaan assessment geriatri :
1) Pengambilan data
Data yang diperlukan oleh apoteker dalam tahap assesment (pemeriksaan) pasien adalah sebagai berikut :
a) Identifikasi pasien antara lain nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, dan alamat.
b) Obat yang dipakai saat ini, baik resep dari dokter, tanpa resep dokter, maupun obat tradisional; jenis obat; jumlah; dosis; manfaat; dll.
c) Sejarah pemakaian obat; baik resep dari dokter, tanpa resep dokter, maupun obat tradisional; jenis; jumlah; dosis; manfaat; dll.
d) Efek samping obat, alergi.
e) Data penunjang, baik dari teori, hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologik.
2) Penelusuran pustaka, meliputi patofisiologi, penatalaksanaan pengobatan, mekanisme kerja obat-obat yang dikonsumsi, farmakokinetika, ESO, interaksi. Penelusuran pustaka bertujuan untuk mengkaji dan mencari informasi selengkapnya dan menyiapkan usulan kepada tim geriatri antara lain, seperti penggantian obat, pengurangan dosis, atau penghentian obat.
3) Konferensi/diskusi
Dihadiri oleh semua tim Assesment geriatri. Diskusi ini membahas tentang kasus pasien dari hasil pemeriksaan dan pustaka/informasi yang dikumpulkan. Dalam diskusi dibahas dan disimpulkan tentang penyakit, antara lain :
a) Diagnosis penyakit yang diderita pasien.
b) Impairment dan Handicaps, yaitu untuk menilai berbagai tingkat kemunduran, keterbatasan, dan kecacatan yang dialami oleh pasien.
c) Rekomendasi untuk pelaksanaan terapi, baik terapi dengan obat, diit makanan, cara memelihara kesehatan baik fisik maupun mental serta rehabilitasi.
4) Rekomendasi
Hasil/kesimpulan dari konferensi diinformasikan kepada pasien oleh masing-masing disiplin ilmu kesehatan yang terdapat dalam tim geriatri. Laporan pemeriksaan apoteker yang diberikan kepada penderita adalah tentang obat-obatan yang dipakai (saat ini dan yang lalu, ditambah atau dikurangi, diganti atau sama sekali tidak diberikan), cara dan lamanya pemakaian obat, dosis, manfaat, ESO, dan alergi.
5) Monitoring/pemantauan
Monitoring bertujuan untuk mengetahui secara berkesinambungan kondisi pasien.
Peran apoteker pada kegiatan assessment geriatri antara lain:
a. Mengidentifikasi masalah penting yang terkait dengan obat
b. Melakukan penilaian efek samping obat yang pernah atau sedang dikonsumsi oleh pasien
c. Memberikan usulan terapi yang tepat pada dokter
d. Memberikan informasi obat
e. Memantau tanggapan pasien terhadap terapi obat
f. Mengupayakan pendidikan dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Apoteker dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan terapeutik, mengkorelasi antara kondisi pasien dengan pemilihan obat, menginterprestasikan data laboratorium, mengidentifikasi kontraindikasi obat, mengidentifikasi kemungkinan munculnya efek samping obat yang tidak dikehendaki, membuat keputusan yang terkait dengan formulasi dan stabilitas, merekomendasikan pengaturan dosis, dan berkomunikasi efektif secara verbal dengan pasien ataupun profesi kesehatan lainnya.
Dalam mengikuti kegiatan ini mahasiswa dapat mencermati peran seorang apoteker dalam pelaksanaan kegiatan assessment geriatri. Dalam suatu tim assessment geriatri, seorang apoteker dapat tampil secara profesional, menerapkan dan mengembangkan ilmu farmasi yang dimilikinya, melaksanakan kewajiban moralnya dan berkomunikasi dengan pasien serta membina hubungan profesional dengan tenaga kesehatan lain yang bekerja sama dalam satu tim.
Dalam menunjang pelayanan farmasi klinik yang berorientasi pada pasien terutama pasien geriatri menyelenggarakan kegiatan assesment geriatri yang bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi mengenai segala aspek yang berkaitan dengan tim geriatri yang tidak bias, obyektif, patient oriented, dan aktual kepada pasien. Assesment geriatri didukung oleh tim khusus yang dinamakan tim Assesment Geriatri yang masing-masing anggotanya mempunyai keahlian khusus (dari berbagai disiplin ilmu kesehatan).
Kegiatan Assesment geriatri yang dilakukan oleh apoteker dimulai dari wawancara dengan pasien untuk mengidentifikasi dan mengetahui riwayat penyakit serta riwayat pengobatan yang sudah atau sedang dilakukan oleh pasien, kemudian data yang diperoleh dikaji dengan penelusuran pustaka. Peran utama apoteker pada kegiatan assesment geriatri adalah melakukan penilaian penggunaan/efek samping obat yang pernah atau sedang digunakan oleh pasien dan juga dapat mengusulkan rekomendasi pengobatan yang akan dibahas pada saat konferensi dengan tim geriatri lainnya.
Hasil yang didapat pada tahap konferensi diinformasikan kepada pasien oleh ketua tim Assesment Geriatri. Pasien akan menerima penjelasan tentang penyakit yang diderita, obat yang digunakan, cara pakai, kemungkinan diet yang harus pasien lakukan.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa terapi yang diberikan oleh tim geriatri berhasil atau tidak adalah dengan melihat perkembangan pasien. Atas pertimbangan itulah maka dilakukan monitoring pada pasien assessment geriatri. Monitoring yang baik tidak hanya sebatas kondisi kesehatan pasien tetapi juga mengenai kepatuhan pasien untuk minum obat dan menjalani dietnya. Untuk pasien yang datang secara rutin kegiatan monitoring dapat berjalan namun untuk pasien yang hanya datang satu kali kunjungan monitoring tidak akan bisa dilakukan. Untuk itu ada baiknya bila kegiatan ini juga melibatkan pihak keluarga atau teman dekat pasien yang bisa ikut memonitoring kondisi pasien dan kepatuhannya terhadap obat dan dietnya.
Kegiatan assessment geriatri memberikan banyak keuntungan baik dari pihak pasien maupun pihak Rumah Sakit. Melalui kegiatan tersebut, pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang lengkap dari berbagai tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim assessment geriatri, sehingga mengurangi kemungkinan terlewatinya penyakit atau gangguan yang diderita pasien. Manfaat lain untuk pasien, dengan ditanganinya pemeriksaan oleh tim assessment geriatri adalah mendapat banyak masukan saran yang dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan dirinya. Bagi Rumah Sakit sendiri, kegiatan assessment geriatri yang dikelola dengan cara yang professional akan memberikan keuntungan dari segi finansial, selain itu dengan diselenggarakannya kegiatan ini juga akan meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan yang bekerja sama dalam rumah sakit.