The Pharmacist Room: Domperidone antiemetik

Domperidone antiemetik

Domperidon merupakan antiemetik pilihan pertama di banyak negara. Antiemetik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual. Antiemetik diberikan kepada pasien yang mempunyai penyakit terhadap mabuk kendaraan dan efek sampingnya berupa analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker (Sujatha et al., 2014). Domperidone merupakan antagonis reseptor dopamin danterutama digunakan dalam pengobatan emesis.Dopamin mempunyai fungsi yaitu mengeblok secara spesifik pada reseptor dopaminyang disebabkan kecepatan gerak peristaltik pada gastrointestinal. Sehingga terjadinya pelepasan prolaktin, dan digunakan sebagai antiemetik yang mempunyai mekanisme dopaminergik. Domperidon menjadi obat antiemetik dengan mekanisme kerja menghambat aksi dopamin dengan menginhibisi dopamin pada reseptornya. Obat ini memiliki afinitas yang cukup kuat pada reseptor dopamin D2 dan D3 yang ditemukan dalam CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) yang berada pada bagian luar sawar darah otak yang berfungsi untuk meregulasi (mengatur) mual dan muntah (Sujatha et al., 2014). Domperidon tidak dapat menembus sawar darah otak sehingga tidak menimbulkan gangguan ekstrapirimidal dan lebih aman digunakan bila dibandingkan dengan menggunakan metoklopramid. Domperidon juga efektif dalam mengatasi gastroporesis, gastroesophageal pediatrik (muntah bayi), dan juga dapat mengontrol penyakit pada pasien parkinson (Sweetman, 2009).

    Saat digunakan secara peroral, Domperidon mengalami First Pass Metabolism pada lambung dan hepatik yang cukup ekstensif sehingga menghasilkan bioavaibilitas yang rendah (sekitar 15%). Walaupun domperidon dinyatakan lebih aman daripada metoklopramid namun pemberiannya tetap perlu mendapatkan perhatian khusus, karena domperidon memiliki efek samping dapat merangsang kadar prolaktin plasma yang jangka panjang dapat menyebabkan galaktore dan ginekomastia(Sweetman, 2009). Di samping itu, domperidon dilaporkan dapat menyebabkan efek samping seperti pada sistem jantung dan endokrin, pada sistem ekstrapirimidal. Domperidon tidak dianjurkan dengan penderita yang hipersensitif dengan domperidon, pada penderita yang kronis serta digunakan sebagai profilaksis rutin untuk mual dan muntah pasca operasi. Domperidoneharusdigunakandenganhati-hatijikadiberikan secara intravena, karena risiko aritmia, terutama pada pasien cenderung untuk aritmia jantung atau hipokalemi

No comments:

Post a Comment