Starch merupakan eksipien serbaguna terutama dalam formulasi padar sediaan oral yang digunakan sebagai pengikat, pengisi, dan disintegran. Bentuk pemerian dari Starch berwarna putih menyerupai fine, tidak berasa dan tidak berbau serta menyerupai bentuk butiran bulat yang sangat kecil. Starch juga digunakan dalam formulasi pada kapsul sebagai pengisi dan juga untuk meningkatkan aliran pada serbuk bahan obat. Pada konsentrasi 3-10% Starch dapat bertindak sebagai antiadheren dan lubrican pada proses pentabletan, serta pengisi pada kapsul. Pada konsentrasi 5-10% Starch digunakan sebagai pengikat pada metode granulasi basah. Rasio pengikat yang ditentukan oleh studi optimasi dengan menggunakan beberapa parameter seperti kerapuhan, kekerasan, waktu hancur dan laju disolusi obat (Rowe et al., 2009).
Starch pada konsentrasi 3-25% dapat berfungsi sebagai disintegrant pada pembuatan tablet. Pada konsentrasi 15% pada metode granulasi sangat diperlukan untuk menghindari masalah pada aliran dan segregasi. Kombinasi Starch dan Laktosa pada metode kompresi langsung dapat meningkatkan proses pentablettan dan waktu hancur tablet. Namun pada Starch yang tidak pregelatinized mempunyai kompresibilitas yang tidak baik dan cenderung meningkatkan kerapuhan tablet dan capping jika digunakan dalam konsentrasi yang tinggi. Starch mempunyai sifat yang elastis yang telah terbukti meningkatkan sifat pemadatan tablet. Kelarutannya praktis tidak larut dalam air dingin dan menjadi larut dalam air panas jika temperaturnya diatas temperatur gelatinisasinya (Rowe et al., 2009).
Starch stabil jika terlindung dari kelembapan yang tinggi. Kelarutan Starch secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme, oleh karena itu harus baru disiapkan bila menggunakan metode granulasi basah. Starch harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering. Starch tidak kompatibel dengan bahan oksidator yang kuat serta senyawa inklusi yang berwarna yang terbentuk dengan yodium (Rowe et al., 2009).
No comments:
Post a Comment