1. Permasalahan
Kurangnya
pengetahuan mengenai penggunaan antikoagulan, mekanisme kerja, macam-macam antikoagulan, efek samping dan perlunya monitoring penggunaan antikoagulan.
2. Judul
Penggunaan antikoagulan
3. Sasaran
Asisten apoteker URJ Dinas,
URJ ASKES dan Apotek Dinas Jaga Rumkital Dr. Ramelan.
4. Tujuan
Asisten apoteker URJ Dinas,
URJ ASKES dan Apotek Dinas Jaga Rumkital Dr. Ramelan diharapkan dapat mengetahui cara penggunaan dan efek antikoagulan dengan tepat serta mengetahui efek samping dari antikoagulan
yang perlu diwaspadai.
5.
Metode dan Format
Metode yang
digunakan adalah penyuluhan dan tanya jawab.
6.
Sarana
Laptop, LCD Proyektor, Leaflet.
8. Materi
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah.
Secara umum Antikoagulan
dibagi jadi 3 kelompok antara lain :
1.
Parenteral
Anti koagulan,
misal : Heparin, Enoxaparin, Fondaparinux
2.
Antikoagulan Oral, mis: warfarin
3.
Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, misal : Natrium sitrat, asam oksalat
·
Parenteral
Anti koagulan
a. Heparin
Indikasi : Untuk profilaksi, treatment dan perawatan
tromboemboli
Mekanisme kerja :
-
Mengikat dan menyebabkan perubahan konformasi dalam
anti-trombin III sehingga mempercepat inaktivasi faktor pembekuan Iia trombin),
IXa, Xa, Xia dan XIIA
-
Dosis rendah terutama mempengaruhi faktor Xa
(profilaksis)
-
Dosis tinggi terutama mempengaruhi faktor Iia
Dosis : Profilaksis
5000 unit setiap 8-12 jam, Intermittent
10.000 unit tiap 4-6 jam
Efek samping : Bleeding
(pendarahan), Haemorrhagic shock, eritema (kemerahan pada kulit), konstipasi,
hematemesis (muntah darah), adanya darah pada urine, trombositopenia (berkurangnya
jumlah trombosit)
b.
Enoxaparin
(Lovenox)
Indikasi : Treatment
akut pada pasien dengan emboli pulmonari; profilaksi untuk mencegah resiko
komplikasi tromboemboli
Mekanisme kerja : Heparin
berat molekul rendah (LMWH) dengan
rata-rata berat molekul 4500 dalton. Menyebabkan perubahan konformasi dalam anti-trombin III sehingga mempercepat inaktivasi faktor pembekuan. Karena ukurannya yang lebih kecil, enoxaparin menghambat faktor Xa, dengan anti-Xa: anti Iia.
rata-rata berat molekul 4500 dalton. Menyebabkan perubahan konformasi dalam anti-trombin III sehingga mempercepat inaktivasi faktor pembekuan. Karena ukurannya yang lebih kecil, enoxaparin menghambat faktor Xa, dengan anti-Xa: anti Iia.
Dosis : DVT akut
1 mg/kgBB tiap 12 jam atau 1,5 mg/kgBB sehari
Myocardial
infarction (<75th) 30 mg
IV single bolus, 1 mg/kgBB tiap 12 jam (>75th) 0,75 mg/kgBB tiap 12 jam.
Efek samping : Haemorrhagic
shock, demam, trombositopenia, mual, diare.
c.
Fondaparinux
(Arixtra)
Indikasi : Profilaksis DVT (Deep Vena Trombosis), acute
pulmonary embolism
Mekanisme kerja : Fondaparinux adalah antikoagulan sintetik
yang selektif menghambat aktivitas faktor Xa.
Dosis : Fondaparinux 5 mg SC jika BB pasien <50kg
Fondaparinux 7.5 mg
SC jika
BB pasien 50-100kg
Fondaparinux
10 mg SC jika BB pasien >100kg
Efek samping : Bleeding (perdarahan), anemia, konstipasi,
mual.
Interaksi obat : Meningkatkan
pendarahan jika digunakan bersama dengan antikoagulan lain, antiplatelet
(aspirin, clopidogrel, dipiridamol, ticlopidine), NSAID (Na. Diclof, Piroxicam,
dll.)
Monitoring
Parenteral Antikoagulan
- WBC Time/Whole Blood Clotting Time (Waktu
Pembekuan Darah)
- PTT/Partial Thromboplastin Time atau
APTT/Activated Thromboplastin Time, normal : 40 detik (terutama untuk
penggunaan heparin)
- Kreatinin serum sebagai penyesuaian dosis
diperlukan dengan insufisiensi ginjal. Dilakukan terhadap pasien dengan
disfungsi ginjal berat, memperpanjang eliminasi paruh dan mungkin
meningkatkan risiko perdarahan.
- Jumlah trombosit
Karena
adanya ES trombositopenia (berkurangnya jumlah trombosit).
·
Oral Antikoagulan
1.
Warfarin
Indikasi : Profilaksi dan treatment trombosis vena, pulmonari embolism,
dan gangguan tromboemboli, Emboli yang disebabkan oleh artrial fibrilation,
terapi profilaksis sesudah myocard infarction
Mekanisme Aksi :
-
Menghambat pengurangan vitamin K epoksida, sehingga
membatasi aktivasi faktor pembekuan: II (protrombin), VII, IX, X
-
Menghambat sintesis protein antikoagulan C dan S.
Dosis : Dimulai 5-10 mg
per hari selama 2 hari, dosis pemeliharaan 2-10 mg per hari tergantung nilai
INR
Monitoring :
•
Pasien harus dimonitor dengan masing-masing dosis
dan penyesuaian dosis dibutuhkan berdasarkan pada nilai-nilai INR
•
Dengan dosis awal, INR biasanya akan meningkat dalam
waktu 24-36 jam.
Konseling penggunaan
antikoagulan:
1. Penggunaan
antikoagulan bersamaan dengan antikoagulan lain, antiplatelet (aspirin,
clopidogrel, dipiridamol, ticlopidine), NSAID (Na. Diclof, Piroxicam, dll.)
dapat meningkatkan resiko perdarahan. Oleh karena itu, penggunaan bersamaan
dengan obat-obat diatas dihindari
2. Pemeriksaan PTT/Partial
Thromboplastin Time atau APTT/Activated Thromboplastin Time untuk
mengontrol adanya resiko perdarahan pada penggunaan antikoaguan
3. Tanda-tanda
trombositopenia : perdarahan pada kulit, darah pada tinja, perdarahan gusi,
darah menstruasi banyak (pd wanita).
4. Evaluasi
Materi yang disampaikan sesuai dengan isi dan
topik yang disampaikan.
Proses edukasi berjalan baik (aktif), respon
yang baik dapat dilihat dari jumlah pertanyaan yang muncul.
5. Pertanyaan
1)
Bagaimana jarak
minum obat antara NSAID dengan antikoagulan lain?? bolehkah diminum NSAID dulu
bila pasien tidak tahan sakit??
Jawab:
untuk t1/2 eliminasi untuk heparin adalah 1-3 jam, jadi bila ada obat NSAID dan heparin maka jarak
minumnya 1-3 jam, maka obat tidak diminum bersamaan karena resiko perdarahan.
bila pasien mengalami nyeri yang sangat hebat sehingga
memerlukan NSAID, maka NSAID dapat diberikan lebih dulu kemudiandiberi selang
waktu antara 1-3 jam untuk minum obat antikoagulan.
2)
Berapakah dosis
penggunaan obat antikoagulan dan apakah boleh diminum untuk anak-anak dan berapa
dosisnya??
Jawab:
ü
dosis heparin
untuk dewasa ; thromboprofilaksis 5000 unit tiap 8-12 jam, intermitent
10.000 unit, 50-70/kg (5000-10.000 unit) tiap 4-6 jam. heparin dapat diberikan
pada anak –anak >1 thn; profilaksis : IV; bolus 100-150 unit/kg.
ü
dosis enoxaparin untuk dewasa : DVT akut 1
mg/kgBB tiap 12 jam atau 1,5 mg/kgBB sehari
Myocardial infarction (<75th) 30 mg IV single bolus, 1
mg/kgBB tiap 12 jam
(>75th) 0,75 mg/kgBB tiap 12 jam.
enoxaparin dapat diberikan pada bayi <2 bulan dan anak ≤
18 tahun.
bayi <2 thn; profilaksis 0,75 mg/kg tiap 12 jam,
treatment 1,5 mg/kg tiap 12jam.
bayi>2 th dan anak ≤ 18 tahun, profilaksis 0,5 mg/kg tiap
12 jam, treatment 1mg/kg tiap 12 jam.
ü
dosis fondaparinux untuk dewasa : Treatment akut
: Fondaparinux 5 mg SC jika BB pasien
<50kg
Fondaparinux 7.5 mg SC jika BB pasien 50 – 100kg,
Fondaparinux 10 mg SC jika BB pasien >100kg, profilaksis; ≥50 kg : 2,5 mg sekali sehari.
ü
dosis warfarin untuk dewasa : Dimulai 5-10 mg
per hari selama 2 hari, dosis pemeliharaan 2-10 mg per hari tergantung nilai
INR
dosis warfarin untuk bayi dan anak –anak ;0,2mg/kg (max 10
mg/dose)
3)
Apakah ada interaksi antikoagulan dengan makanan ??
Jawab :
makanan yang mengandung vit K dan vit E, ginseng , ginkobiloba, bawang putih,
jahe.
4)
Berapakah dosis maksimum untuk lovenox (enoxaparin) dan
jangka waktu/lama pemberian lovenox??
Jawab
: dosis maksimum DVT profilaksis twice daily dose : 30 mg tiap 12-24 jam
selama 10 hari. once daily dose :
40 mg tiap 9-15 jam selama 10 hari. DVT
treatment akut 1mg/kg tiap 12jam selama
5-7 hari.
5)
Efek samping lovenox
dalam jangka waktu lama??
Jawab : efek samping penggunaan lovenox dalam waktu lama
dapat menyebabkan Haemorrhagic shock, demam, trombositopenia (berkurangnya
jumlah trombosit dengan tanda- tanda perdarahan pada kulit, darah pada tinja,
perdarahan gusi, darah menstruasi banyak (pd wanita) ), mual, diare. Sehingga harus dimonitor secara
ketat WBC Time/Whole Blood Clotting Time (Waktu Pembekuan Darah), PTT/Partial
Thromboplastin Time atau APTT/Activated Thromboplastin Time, normal : 40 detik
(terutama untuk penggunaan heparin), Kreatinin serum sebagai penyesuaian dosis
diperlukan dengan insufisiensi ginjal. Dilakukan terhadap pasien dengan
disfungsi ginjal berat, memperpanjang eliminasi paruh dan mungkin meningkatkan
risiko perdarahan, Jumlah trombosit Karena adanya ES trombositopenia
(berkurangnya jumlah trombosit).
6)
Bila pasien lupa minum obat antikoagulan,akibat
penghetian dosis 1x pemakaian, bagaimanakah mengatasinya??
Jawab :Bila lupa
meminum obat,misal lupa 1-2 jam maka obat diminum sesegera mungkin, tidak diminum bila
mendekati jadual untuk meminum obat selanjutnya, jangan menggandakan dosis.
7) Bagaimana bila pasien menerima terapi
antikoagulan dan pasien tersebut adalah wanita yang sedang haid, bagaimana
solusinya??
Jawab: bila pasien
mendapat terapi antikoagulan oral (warfarin) dan obat tersebut dibutuhkan untuk
terapi maka pemberian antikoagulan diprioritaskan,jadi obat dapat tetap
diberikan dengan dilakukan monitoring nilai PTT dan APTT serta jumlah
trombosit. Tetapi apabila terapi obat tidak segera dibutuhkan maka sebaiknya
terapi antikoagulan dihentikan terlebih dahulu dan setelah haid selesai
pemberian antikoagulan dapat dilanjutkan kembali dan tetap dilakukan
monitoring.
Pustaka
Dipiro, 2005, PHARMACOTHERAPY
A Pathophysiologic Approach Sixth Edition, Foxit Software Company, USA.
Armstrong
L Lora, Ingrim B.Naomi , Lacy F. Charles , Lance L. Leonard, 2009-2010, Drug Information Handbook 18th
Edition ,American Pharmaceutical Association.
Ronald
Reagan, 2008, Anticoagulant Management
Program and Guidelines, UCLA Medical Center.