Immediate-use steam sterilization (IUSS) merupakan suatu perangkat yang dikembangkan untuk proses yang tidak terencana atau darurat pada peralatan individu dalam ruang operasi ketika minimnya waktu untuk dilakukannya proses sterilisasi. IUSS sesuai untuk proses cepat pada kondisi berikut :
1. Jika
salah satu dari alat terkontaminasi dan alat tersebut dibutuhkan segera untuk
tindakan operasi
2. Jika
salah satu alat jatuh dilantai dan alat tersebut dibutuhkan segera untuk
tindakan operasi
3. Jika
peralatan tertentu yang tidak tersedia dibutuhkan segera untuk tindakan darurat
4. Jika
tidak ada alternatif sterilisasi lain (Steris, 2005)
Pada tahun belakangan ini, IUSS menjadi lebih
digunakan dan menjadi proses rutin untuk peralatan pasien yang tidak dapat
dikemas, disterilisasi dan disimpan sebelum digunakan. Banyak peralatan medis
yang menggunakan metode sterilisasi IUSS diantaranya :
a. Peralatan
medis yang tidak dapat disimpan
b. Peralatam
operasi personal
c. Peralatan
yang dipinjam
d. Perangkat
implant
e. Set
perlengkapan medis (Steris, 2005)
IUSS digunakan untuk
mempersingkat waktu antara pemindahan barang dari perangkat sterilisasi yang dilakukan secara aseptik ke ruang
steril. Association for Professionals in peri-Operative Nursing (AORN)
menyebutkan bahwa IUSS hanya dapat dilakukan pada kondisi berikut :
1. Tersedia
dan terdapat instruksi dari pabrik peralatan tersebut mengenai jenis siklus,
lama pemaparan, pengaturan temperatur dan waktu pengeringan (jika
direkomendasikan)
2. Adanya
bagian yang perlu dibongkar dan dibersihkan secara keseluruhan dengan detergent
dan air untuk menghilangkan tanah, darah, lemak dan zat lainnya
3. Lumen disikat dan disiram dengan air yang
mengandung larutan pembersih dan dibilas secara keseluruhan
4. Barang
ditempatkan pada suatu wadah steril tertutup atau nampan, validasi IUSS
merupakan suatu cara untuk membuktikan bahwa steam memapar semua permukaan instrument
5. Pengukuran
dilakukan untuk mencegah kontaminan selama pemindahan barang keruang steril.
Pengukuran ini terdiri dari sarung tangan steril dan dicegah kontak dengan
permukaan tidak steril
Jika semua kondisi diatas tidak ditemukan maka IUSS dapat
meningkatkan resiko infeksi sehingga metode sterilisasi jenis ini harus
diminimalisasi dan hanya digunakan ketika waktu tidak memadai untuk
dilakukannya metode sterilisasi umum. Prosesnya harus
dimonitor dengan menggunakan Class 5 chemical integrator dan didokumentasikan
agar dapat dilakukan hal yang sama pada pasien tertentu jika dibutuhkan. IUSS
tidak boleh digunakan untuk implant terkecuali pada kondisi darurat dan harus
dimonitor dengan indikator biologi rapid-action
Class 5 Chemical Indicator .
IUSS
dilakukan selama 3-4 menit pada suhu 134 ºC. Metode sterilisasi
ini tidak boleh dilakukan jika
material yang akan disterilisasi tanpa kemasan dan siklus eliminasinya adalah pengeringan karena kemungkinan rekontaminasi
material maningkat (Acosta, 2009)
Macam-macam
Siklus IUSS
Siklus
Immediate-Use Steam Sterilization
(IUSS) yang saat ini digunakan adalah Gravity
Displacement Cycle, prevacuum cycle dan
siklus single-wrap (kadang-kadang
disebut Express cycle).
a.
Gravity Displacement Cycle
Gravity Displacement Cycle umum digunakan untuk siklus Immediate-Use Steam Sterilization (IUSS). Seperti proses sterilisasi uap, Gravity Displacement Cycle memiliki 3 fase yaitu :
1.
Tahap Conditioning
Tahap conditioning pada Gravity
Displacement Cycle, umumnya berlangsung sebagai berikut antara lain:
a. Uap berasal dari sumber
dan memasuki sterilizer jacket (ruang antara dinding
sterilizer chamber dan kulit terluar).
b.
Uap yang memasuki sterilizer
chamber berasal dari sterilizer jacket dan membentuk lapisan
di atas udara.
c.
Uap tersebut akan terdorong keluar melalui chamber drain. (Untuk chamber tanpa sterilizer chamber, uap langsung memasuki chamber.) Hal ini sangat penting bahwa semua udara akan
dihilangkan, karena dapat mencegah uap dari kontak permukaan yang
akan disterilkan.
d. Seperti udara yang
terdorong keluar, beban yang dipanaskan dan suhu ruang digunakan
sebagai pemeriksaan suhu melalui pembuangan chamber
drain.
e.
Ketika semua udara dingin didorong keluar, trap menutup.
f.
Tekanan meningkat di
dalam chamber, memungkinkan chamber mencapai temperature sterilisasi.
Setelah suhu sterilisasi yang
terpilih tercapai, tahap eksposure dimulai.
Tahap exposure
berlangsung selama waktu tertentu yang telah ditetapkan untuk item tertentu yang akan disterilkan. Parameter eksposur
rutin untuk Gravity
Displacement Cycle (Arlington, 2012) adalah sebagai
berikut:
·
Nonporous
cycle cocok untuk permukaan sterilisasi sederhana,
sterilisasi rutin, semua instrumen bedah yang terbuat dari logam (forceps, gunting, needle holders). Waktu minimum exposure untuk non-porous Immediate-Use
Steam Sterilization (IUSS)
pada gravity
displacement cycle adalah 3 menit pada suhu 270°F-275°F (132ºC-135°F).
·
Porous
cycle digunakan untuk barang-barang seperti karet dan barang-barang
plastik, atau dengan lumens atau multi-bagian. Porous cycle juga digunakan ketika instrumen logam dikombinasikan
dengan item berpori (karet/plastik). Penetrasi uap pada item berpori
membutuhkan waktu exposure yang lebih lama. Waktu minimum exposure untuk porous cycle dalam Gravity Displacement Cycle adalah 10 menit pada suhu
270°F-275°F (132ºC-135°F).
Setelah
tahap exposure selesai, maka akan
dimulai tahap exhaust.
3.
Tahap Exhaust
Urutan Tahap exhaust sebagai berikut:
1. Uap akan dihilangkan
dari chamber.
2.
Sterilizer
chamber dikembalikan pada tekanan atmosfer dan
vakum mungkin dapat digunakan untuk menghilangkan uap yang berlebih dari chamber.
3. Air
yang diisikan kembali melalui filter akan menghilangkan kontaminan.
4.
Jika tahap telah selesai Suara
sinyal end-of-cycle akan berbunyi,
menandakan bahwa pintu
chamber dapat dibuka.
Waktu pengeringan tidak digunakan selama siklus ini. Namun beberapa siklus mungkin membutuhkan pengeringan singkat sebagai tahap
akhir siklus. Siklus sterilisasi dasar sama dengan yang
dilakukan table top steam sterilizer. Secara umum,
total waktu siklus dari awal sampai akhir bervariasi tergantung
pada :
·
Jenis dan ukuran sterilisas.
·
Sumber uap.
·
Jenis dan jumlah barang yang disterilkan.
Sebagai contoh, alat sterilisasi yang menghasilkan uap sendiri
mungkin memakan waktu lebih lama dalam tahap conditioning dibandingkan alat sterilisasi secara langsung
terhubung ke sistem distribusi uap.
b.
Prevacuum Cycle
Immediate-Use Steam Sterilization
(IUSS) juga dapat dicapai dalam sterilisasi dengan prevacuum cycle, juga dikenal sebagai
"hivac" sterilizers. Dalam prevacuum cycle, udara mekanis ditarik
dari chamber selama fase conditioning,
udara dan uap secara aktif akan ditarik keluar pada tahap exhaust di akhir siklus
sterilisasi. Penghilangan udara mekanik dilakukan dengan
menggunakan pompa vakum atau ejector
system, yang lebih efisien daripada metode gravity displacement. Selama proses ini, ada
beberapa 4 injeksi uap. Setiap injeksi yang terjadi diikuti oleh pengosongan chamber dengan menghilangkan uap dan
udara. Setelah injeksi yang tepat dan pengosongan secara sempurna, suhu exposure yang tercapai, dan waktu yang
tepat akan menghasilkan uap untuk sterilisasi kemudian setelah proses tersebut
selesai uap akan dibuang. Waktu pengeringan dapat digunakan jika dibutuhkan.
Parameter exposure
rutin untuk prevacuum cycle meliputi:
·
Seperti gravity displacement
nonporous cycle, waktu expousre minimum untuk prevacuum nonporous cycle adalah 3 menit
pada suhu 270ºF (132ºC) atau 3 menit pada suhu 275ºF (135ºC).
·
Dibandingkan dengan gravity
displacement porous cycle, waktu minimum porous
cycle pada
prevacuum sterilizers dapat diperpendek minimal 4 menit pada suhu 270°F (132°C) atau 3
menit pada suhu 275ºF (135ºC)., karena udara
yang dikembalikan lebih efisien, uap penetrasi dan kontak uap dengan produk
yang akan disterilisasi.
c. Flash Sterilisasi
dengan Wrappers Tunggal
Beberapa prevacuum dan pulsing gravity displacement steam
sterilizers memiliki siklus yang dirancang untuk prevacuum
Immediate-Use Steam Sterilization
(IUSS)
dengan menggunakan single nonwoven
atau tekstil wrapper. Parameter untuk siklus sterilisasi
ini ditetapkan/diatur oleh produsen alat sterilisasi dan berbeda-beda tergantungpada
desain alat sterilisasi. Siklus ini dirancang untuk Immediate-Use
Steam Sterilization
(IUSS) pada semua item logam, nonporous
items
(kecuali untuk wrapper), diatur pada nampan atau mess-bottom instrument tray. Item dengan lumens atau perangkat medis yang
kompleks tidak dapat diproses dengan siklus ini karena pengembalian
udara dan kontak uap dalam proses
strerilisasi tidak dapat dicapai pada siklus ini,
yang memiliki sedikit prevacuum pulses
dari regular prevacuum cycle.
Pada beberapa sterilisasi, siklus ini
disebut "Express" cycle. Mengoperasikan alat ini pada
dasarnya sama dengan yang prevacuum cycle dengan menggunakan pengembalian
udara mekanik, namun, hanya ada 2 injeksi uap dan pengosongan chamber dilakukan
sebelum paparan suhu tercapai. Waktu exposure yang diatur pada sterilisasi dengan express cycle adalah 4 menit pada suhu
270°F (132°C), diikuti dengan waktu pengeringan selama 3 menit. Total
waktu siklus adalah sekitar 12 menit.
Single
wrapper
melindungi barang-barang yang disterilkan dari kontaminasi lingkungan yang mungkin
ditemui
selama perjalanan dari sterilisasi ke titik
penggunaan. Namun, tindakan pencegahan harus dilakukan untuk membedakan single wrapped flash-sterilized tray
dari double-wrapped trays yang telah
diproses secara konvensional. Tidak seperti
double-wrapped, penstrerillan secara
konvensional nampan instrumen, single
wrapped harus segera digunakan.
2.2 Uji
Kualifikasi IUSS
Semua proses sterilisasi harus dilakukan uji kualifikasi
setelah proses instalasi sterilisasi, pemindahan lokasi sterilisasi atau
relokasi, perbaikan utama ataupun penggantian fungsi, serta apabila terjadi
kegagalan proses sterilisasi. Perbaikan utama adalah perbaikan yang di luar
lingkup pemeliharaan normal, seperti perbaikan las dari bejana tekan,
penggantian pompa vakum, ataupun perakitan pimpa utama. Uji kualifikasi harus
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan dengan
kontribusi petugas dari pabrikan/produsen. Kondisi uji kualifikasi harus sama
dengan kondisi operasional yang biasa dijalankan. Pengujian dilakukan antara
waktu sterilisasi diinstal, direlokasi, atau diperbaiki dan waktu dilepaskan
untuk digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan (Arlington, 2012). Tujuan dari
pengujian kualifikasi ini adalah:
·
Saat penginstalan atau relokasi : untuk menilai kinerja alat sterilisasi di lingkungan di
mana alat tersebut akan digunakan. Hasil tes yang baik menunjukkan alat dalam kondisi baik dan
dapat memberikan hasil sterilisasi sesuai dengan spesifikasi pabrikan
·
Saat pengujian setelah perbaikan utama : untuk
memastikan bahwa alat sterilisasi dapat berjalan sesuai spesifikasi setelah
alat diperbaiki dari kerusakan (Arlington, 2012).
Uji kualifikasi dilakukan dengan menggunakan BIs (indikator biologis) dan Bowie-Dick test. Indikator uji BI harus
diletakkan dalam baki konfigurasi untuk pengujian (nampan bedah terbuka,
tromol, dll.), di bagian yang paling sulit atau susah terjangkau oleh proses
sterilisasi atau cold point. Lokasi
peletakan indikator pada tiap-tiap alat berbeda, bergantung pada desain
sterilisasi, namun pada umumnya di bagian depan, bagian bawah sterilisasi, dan
dekat saluran pembuangan. Indikator BI yang digunakan cukup sebanyak satu buah
untuk tiap kali pengujian, selain itu disarankan juga untuk menambahkan satu
atau lebih indikator CI karena CI memberikan informasi langsung mengenai
keberhasilan proses sterilisasi (Arlington, 2012).
Prosedur uji kualifikasi
proses sterilisasi dilakukan sebagai berikut :
1.
Sebelum dilakukan siklus sterilisasi, peralatan
diberi label indikator BI dengan informasi mengeai pengujian sterilisasi yang
sesuai.
2.
Indikator dipasang pada peralatan dalam bejana di
bagian yang paling yang paling sulit dijangkau oleh proses sterilisasi.
3.
Menjalankan siklus sterilisasi sesuai dengan
prosedur dari pabrikan/produsen.
4.
Setelah proses sterilisasi selesai, indikator BI
dilepas, dan kemudian hasilnya dicatat. Selama proses ini, hindari terjadinya
kontaminasi pada indikator BI. Indikator BI tersebut diinkubasi sesuai dengan
instruksi pabrikan, pada suhu dan waktu yang dapat menumbuhkan mikroba. Tahap
ini ditujukan untuk melihat apakah ada pertumbuhan mikroba selama proses
sterilisasi berlangsung. Misalnya, Bacillus
stearothermophilus tidak tumbuh pada suhu 35-37°C (suhu standar untuk
inkubasi bakteri), sehingga suhu yang direkomendasikan adalah 55-60°C.
5.
Pengujian dengan BI ini dilakukan setiap hari
dengan menggunakan kontrol BI dari batch yang sama dan belum mengalami proses
sterilisasi yang diinkubasi. Hal ini ditujukan untuk memverifikasi proses
sterilisasi terhadap pertumbuhan mikroba, kemampuan media untuk menumbuhkan
mikroba, dan waktu inkubasi yang paling sesuai. Setiap tahap pengujian harus
didokumentasikan. BI kontrol yang gagal untuk menumbuhkan mikroba, menunjukkan
bahwa pengujian dengan BI mengalami kesalahan, hasil dianggap tidak sah, dan
pengujian harus diulang (Arlington, 2012).
Proses IUSS
Proses sterilisasi ini
harus dilakukan dengan benar untuk mencapai dan mempertahankan sterilitas
instrument dan bagian-bagiannya (Carlo
A., et al., 2007).
a. Pembersihan
Pembersihan adalah
langkah pertama yang penting dalam Immediate
Use Steam Sterilization Process. Jika bagian dari instrument tidak bersih,
sterilisasi tidak akan tercapai. Tujuan dari pembersihan ini adalah untuk
menghilangkan debu yang terlihat dan mengurangi jumlah mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Carlo A., et al., 2007).
Metode pembersihan yang
sesuai untuk instrument medis tergantung pada karakteristik instrument dan
ditentukan oleh produsennya. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara manual
atau mekanis, atau kombinasi keduanya. Metode pembersihan yang digunakan harus
efektif, tidak boleh mempengaruhi fungsi dari instrument, dan harus aman bagi
petugas kesehatan yang menjalankannya (Anonim, 2011).
Pembersihan yang efektif
bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Kualitas,
konsentrasi, dan jenis deterjen atau pembersih enzimatik
2. Kualitas
dari air (seperti: tingkat pH, kesadahan, alkalinitas, suhu, dan kemurnian)
3. Metode
pencucian yang sesuai (seperti : proses manual, peralatan otomatis)
4. Pembilasan
yang tuntas dan pengeringan (Carlo, 2010)
Pembersihan harus dilakukan di area khusus
untuk membersihkan barang-barang kotor dan terkontaminasi (Carlo, 2010).
Pembersihan manual sering
direkomendasikan untuk perangkat medis yang halus dan kompleks, seperti microsurgical
instruments, lensed instruments dan
air-powered drills (Anonim, 2011).
Pembersihan mekanis
biasanya digunakan untuk menghilangkan debu dan mikroorganisme melalui
pembersihan otomatis dan proses pembilasan. Beberapa jenis peralatan pembersih
mekanis menggabungkan proses desinfeksi termal dan atau bilasan desinfeksi
kimia yang mampu menghancurkan berbagai jumlah dan jenis mikroorganisme.
Pembersih otomatis ultrasonik dirancang untuk membersihkan alat-alat medis,
bukan untuk desinfeksi atau sterilisasi. Pembersih ultrasonik digunakan untuk
menghilangkan debu dari sendi, celah-celah, lumen, dan daerah lain yang sulit
dibersihkan dengan metode lain. Pembersihan ultrasonik harus digunakan setelah
hanya setelah debu kotor telah dihapus dari alat. Petunjuk produsen dari
instrument medis harus diikuti untuk memastikan bahwa pembersihan ultrasonic
tidak merusak alat karena tidak semua logam tahan terhadap proses pembersihan
ultrasonik, produsen harus menetapkan batas-batas dari instrument (Anonim,
2011).
Enzim merupakan katalis
yang mebantu proses pembersihan yang cepat dalam menghilangkan bahan-bahan
organic seperti darah. Darah yang menggumpal di permukaan instrument, harus
dibersihkan secara kimia atau secara mekanis yaitu dengan cara digosok. Larutan
enzimatik digunakan sebelum proses pencucian, setelah proses ini instrument
harus dicuci dengan deterjen (Carlo,
2010).
Deterjen enzimatik untuk
pembersihan manual atau otomatis biasanya terdiri dari basis deterjen dengan pH
netral dengan satu atau lebih jenis enzim dan penambahan surfaktan. Penggunaan
deterjen enzimatik sesuai petunjuk produsen merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan (Carlo, 2010).
Pembilasan harus
dilakukan menyeluruh untuk memastikan bahwa sisa-sisa deterjen sudah
dibersihkan. Ini merupakan langkah penting, karena setiap residu dapat
mempengaruhi efektifitas desinfeksi dan sterilisasi, serta dapat menyebabkan
reaksi merugikan pada pasien yang menggunakan instrument tersebut (Anonim,
2011).
Penggunaan sistem Rigid Sterilization Container pada kasus
Immediate Use Steam Sterilization
harus dikonsultasikan terlebih dahulu. Sistem Rigid Container dapat
dibersihkan secara manual maupun otomatis dan harus mengikuti arahan
atau petunjuk yang telah diberikan oleh supplier.
Sebelum dibersihkan Rigid Container
harus dilepaskan perbagian. Untuk sistem container
dengan filter, filter yang sekali pakai harus dibuang atau filter holdernya
dilepaskan. Untuk sistem container
yang menggunakan katup, katupnya harus dibersihkan sesuai instruksi yang telah
diberikan supplier. Interior
keranjang juga harus dilepas dan dibersihkan. Indikator kimia, label sekali
pakai dan pengunci juga harus dihilangkan. Jika pemisah dan pins mengganggu
proses pencucian maka dapat dibuang juga. Kebanyakan sistem Rigid Container dapat dibersihkan secara
mekanik. Proses pembersihan terpilih tergantung daripada instruksi yang telah
diberikan dan dihubungkan dengan instruksi mesin pencuci apakah cocok. Saat
meletakkan bagian terluar dari container pada
mesin pencuci, petugas yang melakukan harus benar-benar memperhatikan. Hal ini
menjadi penting agar mencegah air yang digunakan terlalu panas hingga merusak
permukaan container. Deterjen yang digunakan juga harus sesuai dengan instruksi
yang diberikan, container harus
dibilas hingga bersih setelah proses pencucian. Setelah proses pencucian
selesai maka seluruh bagian container
(mur, baut, sekrup, sistem retensi filter) harus dicek apakah lengkap dan masih
dapat berfungsi dengan baik (Anonim, 2011).
Beberapa rigid, reusable dan bagian alat yang
disegel memang telah dirancang untuk sterilisasi menggunakan siklus Immediate Use Steam Sterilization,
termasuk pre vakum, pulsating
gravity-displacement, dan
gravity-displacement cycles. Para supplier container harus melapirkan data
ilmiah bahwa proses sterilisasi dapat efektif walaupun container yng masih
tersegel di sterilisasi menggunakan Immediate
Use Steam Sterilization. Sangat penting untuk mengikuti peunjuk yang telah
diberikan oleh supplier, untuk
meyakinkan bahwa material yang digunakan cocok untuk sterilisasi jenis ini.
Pada beberapa kasus instrument dengan lumen, alat-alat keras dan berpori tidak
dapat diproses dengan menggunakan metode Immediate
Use Steam Sterilization dikarenakan susahnya menghilangkan air pada
pori-pori dan adanya uap yang berpenetrasi (Anonim, 2011).
b.
Inspeksi
dan Pemasangan
Setelah dibersihkan, item
harus diperiksa secara visual untuk mendeteksi kotoran yang terlihat. Beberapa
metode telah tersedia untuk memastikan bahwa alat-alat medis bersih dan bebas
dari kotoran serta mikroorganisme. Sebuah metode sederhana yang direkomendasikan
dalam ANSI/AAMI ST79:2010/A3:2012
melibatkan perangkat medis yang dibersihkan dengan 2%
larutan hidrogen peroksida untuk memverifikasi bahwa tidak ada bahan yang
mengandung katalase. Jika pada larutan terdapat gelembung, maka mengindikasikan
bahwa residu material mengandung katalase, yang menunjukkan pembersihan tidak
memadai dan perlu untuk diulang. Saat instrument ditempatkan dalam nampan
sterilisasi, instrument harus terbuka dan dalam posisi terkunci (Carlo, 2010). Instrument yang
bersih, terbuka dan/atau dibongkar harus diatur sehingga perpindahan udara dan
kontak uap dengan mudah dapat terjadi sebagai berikut (Anonim, 2005):
1. Posisi
instrument yang memiliki permukaan cekung atau flat yang luas sehingga air
tidak akan menggenang
2. Bilas
lumen jarum, tabung hisap, dan kateter dengan air steril atau air suling
sehingga air dapat didorong keluar ketika pembuatan uap. Ingat bahwa adanya
udara akan mencegah terjadinya kontak uap.
3. Membuka
semua instrument berengsel dan menempatkannya pada rak instrument , pin atau
balok sesuai kebutuhan.
4. Membongkar
semua item yang dapat dilepas.
5. Memposisikan
barang-barang yang berat sedemikian rupa sehingga tidak merusak barang-barang
yang lebih halus.
Sebaiknya, pada saat
diproses hanya beberapa instrument yang menggunakan flash sterilisasi. Flashing
full atau multiple tray dapat meningkatkan waktu yang diperlukan untuk
memperoleh beban pada suhu sterilisasi sehingga waktu siklus total dapat
ditingkatkan. Full tray lebih sulit untuk ditangani setelah sterilisasi tanpa
terjadinya kontaminasi. Produsen perangkat medis yang kompleks harus
berkonsultasi sebagai panduan dalam persiapan untuk sterilisasi (Anonim, 2005).
Menurut AAMI, set lengkap tidak boleh di sterilisasi flash, kecuali :
1. Ada
kebutuhan mendesak.
2. Tata
letak fisik menjamin pengiriman langsung dari item yang telah disterilkan ke
pengguna.
3. Prosedur
dikembangkan dan diikuti untuk penanganan aseptik dan keselamatan personel
selama transfer barang steril dari sterilisasi ke pengguna.
Perlindungan kasus
organisasi yang dirancang untuk bedah mikro, orthopedic dan instrument tenaga
uap dapat digunakan hanya jika mereka secara khusus dirancang dan diuji untuk
siklus sterilisasi flash. Instruksi dari pabriknya harus diikuti dengan
hati-hati.
Beberapa wadah
sterilisasi yang kaku cocok untuk sterilisasi flash. Produsen harus menyediakan
bukti ilmiah untuk dokumen bahwa fungsi container benar selama proses
sterilisasi flash, yang sesuai siklus dan instruksi lengkap untuk penggunaan
wadah (Anonim, 2005).
c. Pengemasan
Tujuan akhir dari kemasan pelindung adalah untuk menjaga instrumen
selama proses transport agar tetap dalam keadaan steril seperti yang
diinginkan.
·
Kontainer
sterilisasi tertutup telah dibuat secara spesifik untuk flash sterilization.
Seluruh kontainer tertutup dengan instrumen steril dihapus dari strilizer untuk
transport ke tempat penggunaannya. Pans ini akan memberikan perlindungan yang
optimal terhadap instrumen sebelum, selama dan setelah proses sterilisasi.
·
Item
yang ada dibungkus dengan single-layer wripper untuk menjaga dan mempermudah
transpor ke tempat penggunaannya.
·
Tray
dengan penutup juga bisa digunakan, penutup dibuka selama proses sterilisasi
berlangsung dan ditutup untuk menutupi pan selama transport.
Langkah -langkah tepat yang harus diambil untuk meminimalkan
kontaminasi selama proses transport. Ada banyak pilihan yang harus
dipertimbangkan dimana lokasi flsah sterilization.
Menutut AAMI :
Praktisi dapat
mempertimbangkan situasi dan mengembangkan kegiatan untuk meminimalkan
kontaminasi. Beberapa metode penempatan flash sterilization ditutup, menggunakan
rigid sterilization container systems telah valid secara spesifik dan berlabel
untuk penggunaan dalam flash sterilization, dan menggunakan teknik single
wrapper sesuai siklus.
Tidak semua containers disetujui atau diuji untuk flash sterilization.
Hanya containers yang didesain secara spesifik untuk siklus flash sterilization
dan disiapkan oleh FDA dapat digunakan. Kombinasi komposisi bahan, rigid
constructions dan desain dari tutup sterilization containers degree untuk
memberikan jaminan sterilitas yang tinggi dan pembawa yang handal untuk menjaga
instrumen yang disterilisasi selama proses transport. Ini membantu meyakinkan
dan menghasilkan instrumen steril saat penggunaan. Peraturan FDA semua
sterilisasi tertutup sebagai kelas II medis dan membutuhkan pabrikan untuk
menyampaikan laporan premarket dan mencatat ijin FDA. Pabrikan yang bertanggung
jawab untuk menyediakan users dengan pengujian dokumentasi dan studi validasi
dan instruksi lengkap untuk penggunaan dan perawatan sterilizer.
Kemungkinan users bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi dari yang
disetuji FDA flash sterilization containersbetul-betul dipertimbangkan apakah
fasilitas pelayanan kesehatan bisa membuktikan hasil dari pabrikan tes. Untuk
memastikan proses BIs (indikator biologis) dan CIs (indikator kimia) diletakkan
disamping kontainer selama tes berlangsung. Pedoman tertulis untuk evaluasi
kontainer tertutup dapat ditemukan dalam ANSI/AAMI's. Pengguna juga dapat
melihat ulang pabrikan kontainer, dokumentasi untuk memastikan perangkat yang
disetujui untuk menggunakan bagian dalam kontainer dan berat maksimum untuk
instrumen sesuai dengan ukuran masing-masing kontainer (Carlo, 2010)
d.
Sterilisasi
Sterilisasi
yang akan digunakan untuk flash sterilisasi harus terletak di area terbatas dari
situs pengobatan. Faktor yang mempengaruhi siklus sterilisasi flash adalah
variabel desain sterilisasi (misalnya: model sterilisasi, metode ait removal,
sterilisasi pemeliharaan). Pemilihan parameter siklus yang benar untuk
perangkat yang akan disterilkan sangatlah penting. Waktu minimum parameter
untuk mencapai kisaran sterilisasi flash yaitu 3-10 menit tetapi tergantung
pada jenis perangkat yang mau disterilkan dan metode sterilisasi yang digunakan
(prevacuum atau gravity-displacement). sterilisasi flash harus mengaturan suhu,
waktu pemaparan dan waktu pengeringan
harus dipilih sesuai dengan perangkat dan instruksi sterilisasi (Carlo, 2010).
Proses
sterilisasi meliputi gravity displacement
dan dynamic air-removal cycles
(prevacuum). Siklus ini diprogram untuk pengaturan waktu-suhu tertentu yang
ditetapkan oleh produsen berdasarkan jenis, kontrol sterilisasi dan berdasarkan
konfigurasi beban (tabel 1).
Waktu paparan dapat
diperpanjang sedikit dan waktu pengeringan sangat singkat termasuk ketika
kontainer yang digunakan untuk sterilisasi flash, dan waktu dapat bervariasi
ketika kemasan tunggal yang digunakan. Instruksi dari pabriknya untuk digunakan
harus ditinjau dan diikuti ketika metode kemasan yang digunakan. Item yang
diproses harus aseptik dipindahkan segera dari sterilisasi ke penggunaan.
Meskipun item dibungkus, tidak ada kehidupan penyimpanan atau rak barang flash
sterilisasi.
Instrumen sterilisasi
flash dapat digunakan jika memenuhi berikut ini:
1. Memastikan
pembersihan, dekontaminasi, inspeksi, dan pengaturan instrumen ke dalam baki
sterilisasi atau perangkat penahanan lain sebelum sterilisasi.
2. Tampilan
fisik dari departemen atau area kerja menjamin pengiriman langsung item yang
telah disterilkan sampai ke pengguna.
3. Prosedur
dikembangkan, diikuti dan diaudit untuk memastikan penanganan aseptik dan
keselamatan personel selama transfer barang steril dari alat sterilisasi sampai
ke pengguna
4. Item
yang diperlukan untuk digunakan segera setelah sterilisasi flash
Pertimbangan lain ketika menggunakan sterilisasi
flash meliputi:
1. Sterilisasi
flash implan tidak dianjurkan
2. Untuk
perangkat tertentu, waktu pemaparan bisa diperpanjang, pengeringan mungkin
diperlukan untuk beberapa perangkat untuk memastikan keawetan dan performa alat
tetap seperti sebelumnya.
3. Beberapa
manufaktur tidak recomendasi sterilisasi flash untuk beberapa perangkat khusus.
Instrumen atau perangkat yang terbaik dapat menentukan parameter sterilisasi
yang dibutuhkan, sehingga instruksi tertulis dari alat manufarkur harus
dikonsultasikan dan diikuti (Anonim, 2011).
Area
sterilisasi
Steam sterilizer
digunakan untuk flash sterilisasi harus berada di lokasi yang tidak mudah
dijangkau dimana personel diharuskan untuk memakai pelindung rambut, masker,
dan pakaian bedah lengkap. Area sterilisasi seharusnya bersebelahan langsung
atau bagian dari tempat dimana item yang disterilisasi digunakan untuk pasien.
Sterilizer seharusnya tidak boleh berada di lokasi yang dekat dengan sumber
yang berpotensi sebagai kontaminasi, seperti area pembuangan alat sekali pakai.
Fasilitas cuci tangan harus berada di lokasi yang nyaman dan dekat dengan semua
area dimana intrumen di dekontaminasi dan di siapkan untuk di sterilisasi dan
juga untuk memperlihatkan bagaimana cara cuci tangan yang baik. pekerjaan rumah
tangga untuk area sterilisasi harus mencakup permbersihan lantai setiap hari
dan permukaan lantai yang horizontal dan pembersihan lantai seperti biasanya.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap urutan pembersihan untuk menghindari
transfer kontaminan dari area kotor ke area bersih.
Temperature, kelembaban,
penerangan, dan ventilasi di area sterilisasi harus di kontrol dan
dideskripsikan untuk area dekontaminasi. Lalu lintas di area dimana sterilisasi
flash dilakukan harus dibatasi dan hanya personel berwenang yang boleh masuk.
Kontrol lalu lintas yang baik dengan pembatasan kesempatan untuk kontaminasi
dari item sterilisasi flash selama proses pengeluaran dari sterilizer dan
transfer ke pengguna.
Pesonel
Orientasi awal dan
pelatihan pekerjaan harus diberikan untuk semua personel yang terlibat dalam
prose sterilisasi flash, termasuk:
1. Prinsip
dasar mikrobiologi
2. Dekontaminasi
dari alat medis
3. Preparasi
barang untuk sterilisasi flash
4. Instruksi
dalam penggunaan sterilizer
5. Parameter
dari steam sterilisasi
6. Institusi
infeksi-badan yang mengontrol dan prosedur (mengawasi pemeliharaan sterilitas
dari barang sterilisasi flash selama transport dari sterilizer ke tempat
pengguna.
Proses
sterilisasi
Sterilisasi flash selalu
diletakkan di baki rata di dalam sterilizer, tidak hanya untuk menyimpan
instrument dan menjaga dari kerusakan, tetapi juga memberikan fasilitas
pengeluaran udara, kontak dengan uap, dan pengeringan.
Parameter yang disebutkan
sebelumnya harus diikuti untuk gravity-displacement, prevacum, atau single wrap
(Anonim, 2005).
e.
Bahan Implan
Tidak semua bahan,
instrument atau alat dapat disterilisasi menggunakan Flash Steam Sterilization,
harus mengikuti instruksi/ arahan yang telah diberikan oleh supplier
masing-masing. Salah satu alat yang direkomendasikan untuk tidak disterilisasi
menggunakan Flash Steam Sterilization kecuali dalam keadaan tertentu saja
adalah bahan implant. Bahan implant adalah bahan sintetik eksogen yang dapat
dipasangkan kedalam tubuh manusia untuk menggantikan fungsi organ yang tidak
dapat bekerja dengan baik (Carlo,
2010).
Menurut AAMI, bahan
implant tidak harus disterilisasi menggunakan Flash Steam Sterilization.
Kemungkinan pasien mendapat bahan implant yang tidak steril sangat potensial
terjadi. Kooperasi dengan supplier mengenai perencanaan yang baik, packaging yang memadai dan manajement
penimpanan dapat meminimalkan kebutuhan bahan implant untuk di Flash Steam
Sterilization (Carlo, 2010).
Menurut AORN, bila teknik
Falsh Steam Sterilization tidak dapat dihindari lagi untuk mensterilisasi bahan
implant maka dilakukan monitoring indikator biologi berkecepatan tinggi
bersamaan dengan indicator kimia kelas V. Sterilisasi dilakukan hingga
indikator biologi berkecapatan tinggi mengeluarkan hasil negatif. Monitoring
indikator biologi brkecapatan tinggi yang digunakan untuk monitoring Flash
Steam Sterilization yang digunakan adalah enzim. Waktu yang dibutuhkan adalah 1
jam untuk gravity-displacement cycle,
3 jam untuk sistem vakum. Untuk indikator biologi konvensional biasanya
membutuhkan waktu 24 jam inkubasi sebelum hasil uji menunjukan negative atau
postif (Carlo, 2010).
Monitoring
Memantau dan
memverifikasi proses flash sterilization merupakan elemen penting untuk penjaminan
kualitas.
Setiap siklus flash sterilization harus dipantau
secara rutin dengan monitoring fisik, CI’s dan BI’s untuk
memverifikasi bahwa parameter yang diperlukan untuk sterilisasi telah
dipenuhi. Kontrol proses ini menyediakan sistem yang efektif, terdokumentasi,
ketepatan
dan keseimbangan dari flash sterilization. Semua hasil proses
kontrol
harus terintepretasi dan terverifikasi sebelum instrument dan set steril siap untuk digunakan (Carlo, 2010).
a. Monitoring Fisik
Monitoring fisik menunjukkan kondisi sterilisasi selama siklus.
Alat
pengukur, rekaman diagram/ grafik dan sistem komputerisasi cetakan digital digunakan untuk
memantau waktu, suhu dan tekanan (Carlo,
2010).
Monitoring fisik berguna untuk awal
pendeteksi malfungsi alat sterilisasi. Monitoring fisik harus diperiksa setiap
sebelum, selama dan setelah siklus sterilisasi untuk memverifikasi bahwa
kesesuaian parameter untuk sterilisasi telah tercapai dan dapat dipertahankan
untuk waktu yang tepat. Seluruh personel yang mengoperasikan alat sterilisasi
harus sepenuhnya mengerti bagaimana menginterpretasikan informasi yang diperoleh
dari alat tersebut (Anonim, 2005).
2.6.1 Indikator
Kimia (CI’s)
Indikator
kimia adalah perangkat monitoring proses sterilisasi yang memberikan respon
dengan perubahan karakteristik kimia atau fisika pada satu atau lebih kondisi
fisika dalam chamber sterilisasi. Indikator kimia diharapkan dapat mendeteksi
potensi terjadinya kegagalan dalam proses sterilisasi yang mungkin terjadi
karena kesalahan personel atau malfungsi alat sterilisasi.
Sebuah
indikator kimia dipilih berdasarkan data pabrikan yang dapat dipercaya, aman
dan memiliki karateristik performa. Informasi tertulis harus diperoleh tentang
bagaimana menginterpretasikan hasil indikator, kondisi sterilisasi yang akan
terdeteksi oleh indikator, persyaratan penyimpanan dan shelf-life indikator (Steris). Indikator kimia atau integrator
harus digunakan secara eksternal dan internal. Saat digunakan, CI’s diletakkan pada
bagian sisi kontainer yang paling sulit untuk dilakukan steruilisasi. Jika indikator kimia non responsif
atau tidak meyakinkan, item tidak boleh digunakan.
Menurut ANSI/ AAMI ST79: 2010, tes pengosongan udara secara vakum pada
alat sterilisasi uap (misalnya, Bowie-Dick
test) harus dilakukan setiap hari saat dilakukan sterilisasi. Test pack harus ditempatkan di rak paling bawah dalam sebuah chamber kosong dekat
pintu
dan diatas saluran.
Tes ini sensitif dan merupakan cara cepat untuk mendeteksi
kebocoran udara, pengosongan udara yang
tidak memadai dan kurangnya
penetrasi uap.
Pengosongan udara yang tidak memadai dapat mencegah
sterilisasi dan mengakibatkan item menjadi tidak steril jika tidak terdeteksi. Uji Bowie-Dick tidak menguji sterilitas, hanya menguji pengosongan udara atau penyebaran uap dalam chamber
selama proses sterilisasi. Ini tidak boleh digunakan sebagai
pengganti BI’s, tetapi sebagai
tes tambahan
(Carlo,
2010).
Indikator
Biologis (BI’s)
Indikator
biologis digunakan untuk menguji kemampuan siklus sterilisasi dalam membunuh
mikroorganisme. Indikator yang digunakan untuk tipe sterilisasi uap mengandung
spora Bacillus stearothemophilus,
yaitu bakteri yang tidak menyebabkan penyakit pada manusia namun sangat tahan
dibunuh dengan sterilisasi uap (Anonim, 2005).
Beberapa
produk BI’s telah tersedia untuk flash sterilization (Anonim, 2005). Pemantauan
biologi harus dilakukan setidaknya setiap minggu dan sebaiknya setiap hari saat alat flash sterilization sedang
digunakan. Setiap jenis siklus yang digunakan (misalnya, gravitasi, prevacuum, aliran uap, tekanan uap) harus diuji
dengan indikator
biologis. Selain itu, setiap jenis konfigurasi chamber yang digunakan
(misalnya, chamber terbuka, item tunggal terbungkus, pelindung chamber, kontainer sterilisasi) harus diuji
secara terpisah
(Carlo,
2010).
Saat
memilih indikator biologis beberapa informasi yang harus didapat dari pabrikan
adalah:
·
Kemampuan BI
·
Keamanan
·
Karakteristik Performa
·
Penyimpanan
·
Handilng
·
Penggunaan
Sebelum
menggunakan lot BI baru 1 BI diambil dan digunakan sebagai kontrol. Kontrol BI
ini tidak disterilisasi tapi ditangani dan diinkubasi sesuai dengan instruksi
pabrikan. Kontrol akan mununjukkan pertumbuhan positif apabila ada pertumbuhan
mikroorganisme dan BI tersebut siap untuk digunakan.
Semua
sterilisasi uap termasuk siklus flash harus menggunakan tes BI’s dengan tiga
tes berturut-turut saat menggunakan alat sterilisasi baru dan setelah dilakukan
perbaikan alat sterilisasi untuk menjamin sterilitas obat dan instrumen.
Untuk tes rutin, ikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Letakkan satu BI’s dan CI’s secara
terpisah di dasar chamber. Tes ini dilakukan saat alat sterilisasi kosong untuk
meminimalkan kegagalan proses. Chamber yang terisi membutuhkan waktu lama untuk
mencapai suhu sterilisasi yang dapat meningkatkan kegagalan proses. Hal ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme dapat dibunuh dengan meminimalkan
kegagalan proses.
Jika hasil tes pada Chamber kosong
negatif dan hasil pada rigid container
positif di hari dan alat sterilisasi yang sama maka “empty tray” menunjukkan bahwa Chamber dirancang untuk membunuh
mikroorganisme. Hasil positif pada rigid
container menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan adanya pengosongan udara
dan penetrasi dari sterilan. Pada metode “open
tray” dari flash sterilization
aman untuk digunakan. Rigid container
baru dapat digunakan jika hasil pengujian menunjukkan hasil negatif.
2. Letakkan indikator sehingga bila chamber ditempatkan di
rak bawah jika tidak chamber harus dalam keadaan kosong, BI’s diletakkan sedekat
mungkin dengan
saluran udara karena itu biasanya merupakan bagian paling dingin pada chamber
3. Lakukan siklus sterilisasi sesuai
dengan instruksi pabrikan
4. Saat siklus berakhir, tangani tes
chamber secara hati-hati menggunakan sarung tangan pelindung
5. Biarkan BI’s dalam keadaan dingin.
Tangani sesuai dengan instruksi pabrikan.
6. Inkubasi BI’s sesuai dengan
instruksi pabrikan, secara umum pada suhu 131o F (55o C)
(Bacillus stearothermophilus tidak tumbuh dibawah suhu tersebut dan akan tumbuh
bila siklus sterilisasi tidak efektif)
7. Interpretasikan hasil, siklus
sterilisasi berfungsi baik bila tidak ada mikroorganisme yang tumbuh saat tes
dilakukan.
Jika setelah inkubasi terjadi
pertumbuhan mikroorganisme, proses sterilisasi harus dihentikan dan hasilnya
dilaporkan kepada supervisor. Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai
berikut:
·
Memeriksa indikator fisika dan kimia untuk melihat indikasi
terjadinya kesalahan proses
·
Menentukan penyebab kegagalan, jika ada bekerjasama dengan
petugas teknisi
·
Melakukan uji mikroorganisme untuk mengidentifikasi
tumbuhnya Bacillus atau mikroorganisme lain yang mungkin mengkontaminasi
setelah sterilisasi.
·
Tes ulang alat sterilisasi dengan BI’s
·
Jika proses sterilisasi gagal, tarik semua produk
sterilisasi sejak proses sterilisasi terakhir yang memiliki hasil uji BI’s baik
·
Laporkan pada departemen pengendalian infeksi sehingga dapat
ditindaklanjuti dengan tepat dan dapat dilakukan pengawasan.
Semua
hasil dari BI’s termasuk control positif, harus diinterpretasikan oleh petugas
yang
terkualifikasi
dan termasuk pendokumentasian. Hasil tes biologi yang baik adalah jika BI’s
memberikan hasil negative dan control BI’s memberikan hasil positif (Anonim, 2005).
Dokumentasi
Catatan dokumen memantau proses
sterilisasi
yang terjadi dan memberikan bukti bahwa siklus parameter telah
dipenuhi. Pencatatan diperlukan untuk mendokumentasikan informasi penting seperti alasan
untuk
melakukan flash sterilization, termasuk (Anonim, 2005):
·
Tanggal
·
Nama personel yang mendekontaminasikan
·
Nama atau nomer alat sterilisasi
·
Tipe dari siklus terilisasi yang digunakan
·
Load contents (instrument, set instrument individu)
·
Waktu dan suhu sterilisasi
·
Nomer ruang operasi
·
Nama pasien (tergantung dari kebijakan masing-masing rumah
sakit)
·
Waktu
·
Personel yang bertanggung jawab selama proses loading/unloading
·
Hasil dari BI’s, CI’s dan Bowie-Dick test dan informasi lain yang berkaitan.
Pemeliharaan peralatan sterilisasi
harus didokumentasikan untuk setiap proses sterilisasi. Informasi yang cukup
dapat ditunjukkan untuk mengidentifikasi sterilisasi uap dan membuka kembali
semua dokumen perbaikan baik yang terjadwal maupun tidak terjadwal, yang
termasuk didalamnya (Anonim, 2005) :
·
Tanggal diminta perbaikan
·
Model dan serial number dari alat sterilisasi
·
Lokasi alat sterilisasi
·
Orang yang meminta dan berwenang melakukan perbaikan
·
Alasan dilakukan perbaikan alat
·
Menjelaskan kinerja dari alat yang akan diperbaiki
·
Tipe dan nomer dari bagian alat yang akan diperbaiki
·
Nama personel yang mengoperasikan alat
·
Tanggal perbaikan telah diselesaikan
·
Tanda tangan atau nama dari personel yang menyelesaikan
perbaikan.
Informasi harus
didokumentasikan
dalam logbook penelitian flash sterilization
(Gambar
1). Catatan Flash sterilization harus dapat ditelusuri di setiap penggunaan beban instrumen
atau set yang pada pasien, melakukan audit dan jika diperlukan dilakukan penarikan
barang yang
telah disterilisasi atau jika catatan flash sterilization diperlukan untuk perkara hukum. Pemeriksaan catatan flash sterilization
secara rutin menunjukkan gambaran yang baik tentang seberapa
sering flash sterilization yang dilakukan dan mengapa, serta volume dan jenis
instrumen dan set instrumen yang disterilkan. Informasi ini digunakan untuk menentukan penurunan performa flash sterilization
(Anonim, 2005).
Sample Flash Sterilization
Log Date
:
Sterilizer Number : |
||||||
Reason |
Patient
Identification |
Contents
(set/instrument) |
Cycle ID |
Time and
Temperature |
CI’s and
BI’s |
Sterilizer
operator ID |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
1. Sample Flash Sterilization
Departemen
bertanggung jawab untuk kebijakan pengolahan fasilitas dan prosedur, proses sterilisasi atau pelayanan pusat untuk mengaudit
proses flash sterilization. Hasil audit juga digunakan untuk
menentukan tarif penggunaan alat flash sterilization. Informasi hasil audit dilakukan
setiap bulan (Gambar 2). Informasi hasil audit
dapat digunakan untuk merangkum temuan dan membuat rekomendasi untuk
meningkatkan proses dan secara berkala menyampaikan laporan kepada departemen pengendalian
infeksi dan
manajer departemen juga komite lain yang sesuai. Manajer harus
mempertimbangkan pembentukan tim peningkatan kualitas terdiri dari
perioperatif,
pengolahan
steril dan kontrol
infeksi personel untuk meninjau flash
sterilization saat ini dan membangun
inisiatif perbaikan proses yang akan membantu memastikan keamanan, aplikasi yang tepat dan penggunaan
proses flash sterilization (Anonim, 2005).
Sampel Annual Falsh Sterilization
Usage |
|||||||
Month |
Total
# surgical cases |
Total
# of flash cycle |
Patient
receiving flashed item (#/%) |
Patient
receiving dropped item (#/%) |
Patient
receiving physician item (#/%) |
Insufficient
facility-owned instrument/sets identified |
Insufficient
outside instrument/sets identified |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 2. Sampel Annual Falsh
Sterilization Usage
Solusi
inovativ dari kemajuan teknologi dengan mengubah cara sterilisasi yang sedang
dilakukan saat ini menjadi sterilisasi kilat. Yang sedang dilakukan saat ini
yaitu dengan melakukan standarisasi beban, parameter yang diharapkan adalah
siklus sterilisasi membutuhkan waktu yang lebih singkat dan produk yang
dihasilkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan jaminan ketika menggunakan
sterilisasi flash. Untuk sterilisasi menggunakan container bedah dirancang
untuk flashing harus disegel dengan untuk menghindari rekontaminasi. Gunakan
pembersihan dengan menggunakan enzimatik untuk mempercepat proses pembersihan,
membeli perangkat medis yang mudah dibongkar
agar mudah dibersihkan.
Dengan
ditemukan sterilisasi flash ini dapat menjadi pilihan baru untuk metode
sterilisasi. Banyak
pilihan metode
sterilisasi namun tidak semua memiliki simtem yang sama. Ada beberapa
pertanyaan yang harus di dijawab untuk menentukan pilihan metode sterilisasi yang tepat
ditinjau dari dokumentasi dan pertimbangkan
juga tentang cara pengiriman barang – barang hasil produk steril ke departemen
pusat layanan untuk diproses.
Flash
sterilisasi terus menyajikan tantangan baru untuk staf yang bertugas pada
pengelolahan instrument karena banyak variable yang hadir yang harus
diperhatikan sebelum melakukan sterilisasi dengan cara ini. Sterilisasi cepat dalam
siklus yang singkat membutuhkan kewaspadaan yang lebih besar dari sterilisasi
yang lain untuk menghasilkan produk yang aman dan efektif pada pengolahan
instrumen.
DAFTAR PUSTAKA
Acosta,
S.I., Stempliuk, V.A., 2009. Sterilization
Manual For Health Centers.
Washington, D.C. : Pan American Health Organization
Anonim,
2005. Study
Guide : The
Hot Issues Of Flash Sterilization, A Continuing Education Study Guide. USA : Steris Corporation.
Anonim,
2011. Rigid
Containers For Immediate Use Steam Sterilization, AORN Congress 58th. Philadelphia, Pennsylvania
: Pfiedler Enterprises
Arlington,
V.A., 2012. Comprehensive Guide To Steam
Sterilization And Sterility Assurance In Health Care Facilities, Amendment 3,
ANSI/AAMI ST79:2010/A3:2012. USA : American National Standards Institute, Inc.
Carlo,
A., 2010. The
New Era Of Flash Sterilization, in
AORN Journal vol. 88
CHRISP
– Centre for Healthcare Related Infection Surveillance and Prevention, 2008. Disinfection And
Sterilization Infection Control Guidelines Section 3 Sterilization, in Disinfection & Sterilization Guidelines
Queensland Health.
Frieze,
M. And Carlo, A., 2003. Flash
Sterilization : A Case Study, in
http://casemedical.com. Central Sterile Management
Rutala,
W.A., Weber, D.J., et al, 2008. Guideline For
Disinfection And Sterilization In Healthcare Facilities
The
Joint Commission, 2012. Spotlight on Success : Hospital Reduce Flash Sterilization Rate, in The Source, vol. 10 (5)
No comments:
Post a Comment