Non Steroidal Antiinflamatory Drug (NSAIDs) adalah obat yang secara umum
digunakan untuk mengurangi inflamasi dan rasa sakit. NSAIDs menghalangi
ekspresi dari cyclooksigenase 2 pada pusat inflamasi, tetapi sebagian besar
juga menghalangi ciclooksigenase mukosa lambung yang memproduksi gastric damage
(Mitchel dan Warner 1999). Diklofenak adalah inhibitor non selektif
cyclooksigenase 1 dan 2 ketika diuji secara in vitro, tetapi lebih sebagai
inhibitor cyclooksigenase 2 ketika diuji secara in vivo (Guiliano dan Warner
1999). Walaupun gastropati merupakan salah satu efek klasik yang timbul pada
pemakaian NSAIDs tetapi hal itu muncul pada pemakaian oral NSAIDs ( McCarty
1999). Therefore, peningkatan formula diklofenak dengan tingkat permeasi kulit
yang tinggi dapat berguna dalam pengobatan tidak hanya pada keadaan inflamasi
local pada jaringan kulit(Galer et al 2000), tetapi juga pada keadaan inflamasi
dan rasa sakit pada struktur penyangga pada tubuh contohnya tulang, ligament,
joint, tendon dan otot. Saat ini, formula – formula dengan kadar diklofenak
yang lebih tinggi dari kadar biasanya (Hewitt et al,1988; Hui et al 1998 ;
Grace et al 1999) telah dikembangkan untuk pengobatan dari osteoarthritis pada
lutut. Akan tetapi, efek terapetik yang sama bisa didapatkan dengan kadar
standar diklofenak (1%) jika penetrasinya menggunakan enhancer yang sesuai.
Pemilihan enhancer yang sesuai untuk meningkatkan permeasi trandermal
dari obat (diklofenak) sangat sulit termasuk beberapa factor yaitu sifat alami
dan konsentrasi bahan aktif dan eksipien dan jenis dari system penghantaran
ayng digunakan (Sinha dan Paul Kaur 2000). Asan lemak jenuh dan tidak jenuh
seperti lauric acid dan oleic acid baru – baru ini mendapatkan perhatian besar
sebagai enhancer penetrasi. Keduanya dapat memasuki bagian hidrofobik dari
lipid bilayer stratum korneum, mengacak susunannya, meningkatkan fluiditas dan
menurunkan resistensi difusi (Golden et al 1987). Oleic acid meningkatkan
permeasi pada banyak jenis obat, khususnya permeasi diklofenak melewatikulit
tikus (Takahashi et al 1995). Peningkatan permeasi diklofenak yang diinduksi
oleh monoterpen siklik d0limonene juga terluhat pada hairless rat (Obata et al
1993).
Pemilihan solven spesifik untuk enhancer juga penting (Yamane et al 1995;
Cho dan Choi 1998). Diethylene glycol monoethyl ether (Transcutol®)
telah dipilih sebagai solven yang baik untuk enhancher dan juga utnuk efek
peningkatan intrinsic pada absorbsi perkutan pada beberapa obat (Harrison et al
1996 ; Mura et al 2000). Selain tiu, untuk meningkatkan absorpsi, afinitas dari obat dengan kulit
harus lebih besar dari afinitas obat dengan pembawa. Untuk tujuan itulah kami
memilih formilasi liquida (system solven dan mikroemulsi). Beberapa system
solven telah dikembangkan untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif (Suk et al
1999). Solven tersebut harus dapat mencampurkan bahan dengan tingkatan
lipofilisitas yang berbeda, obat (diklofenak) dan promoter permeasi
(d-limonene, oleic acid dan lauric acid). Mikroemulsi secara termodinamika
stabil, transparan dan konsistensi yang licin dan dengan viskositas yang rendah (Ceglie et al
1987a,b). Mereka merarutkan pada range dari bahan (Hsu et al 1994 ; Okabe et al
1994) dan juga meningkatkan jumlah dari obat yang melewati kulit (Neubert dan
Schmalfuss 1999).
Pada studi terakhir, kami menyelidiki efek in vitro dari macam – macam
pembawa dan enhancer pada absorpsi perkutan dari sodium diklofenak (1% b/b). Selain itu,
aktifitas akut anti inflamatori dari formula
yang telah di terima secara in vivo telah dites.
No comments:
Post a Comment