2.1.Tinjauan Cream
Cream
adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Secara tradisional
telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif
cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak dan minyak dalam air. Yang
dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika (DepKes RI, 1995).
Cream merupakan sistem emulsi sediaan
semipadat dengan penampilan tidak jernih. Cream
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan untuk pemakaian eksternal
(sediaan topikal) karena sediaan ini memiliki kelebihan yaitu (Lachman, 1994) :
a.
Tidak memberi kesan lengket di kulit.
b.
Pemakaian nyaman, mudah menyebar pada
permukaan kulit dan mudah dioleskan.
c.
Tidak mengiritasi kulit.
d.
Memberi efek dingin.
e.
Mudah tercucikan dengan air, sehingga
mudah dihilangkan dari tempat pemakaian.
Berdasarkan tipe
emulsi, cream dibedakan menjadi dua
yaitu (Lachman, 1994)
a. Basis
cream tipe minyak dalam air (o/w)
Basis
cream tipe ini fase luarnya adalah
air dan fase minyak sebagai fase dalam yang terdispersi dalam fase air dengan
bantuan suatu emulgator. Cream ini
paling banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1. Dapat
memberikan efek obat yang lebih cepat daripada dasar salep minyak.
2. Pada
penggunaan tidak tampak atau tidak berbekas.
3. Dapat
diencerkan oleh air.
4. Mudah
dicucikan oleh air.
Namun
pada tipe cream minyak dalam air ini
juga terdapat kekurangan antara lain :
1. Tidak
oklusif dan cepat kering, karena fase luarnya terdiri dari air sehingga mudah menguap.
2. Adanya
fase air dalam jumlah yang cukup besar mengakibatkan cream ini peka terhadap kontaminasi mikroba, sehingga memerlukan
pengawet yang efektif.
b.
Basis cream tipe air dalam minyak (o/w)
Basis cream
tipe ini terdiri dari minyak sebagai fase luar, sedangkan air sebagai fase
dalam. Fase air terdispersi dalam fase minyak dengan bantuan suatu emulgator.
Basis cream
ini lebih mudah terdispersi, dapat memberi efek oklusif dan hangat pada kulit
meskipun sedikit, karena setelah fase air menguap pada kulit tertinggal suatu
lapisan film dari lemak, dapat memberikan efek kerja obat yang lebih lama
karena dapat lebih lama tinggal di kulit dan tidak cepat mengering.
Kelemahan dari basis ini adalah kurang lengket dan
sulit tercucikan dengan air sehingga sulit dihilangkan dari tempat pemakaian.
2.3.1.
Faktor Penentu Pemilihan Basis Cream
Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan basis cream
antara lain basis tidak menimbulkan iritasi, bahan aktif harus stabil dalam
basis yang digunakan, sebaiknya mendekati pH kulit yaitu antara 4 – 6,8 (Barry,
1983) dan bahan aktif dapat lepas dari basis. Jika bahan aktif tidak larut maka
harus mempunyai ukuran yang kecil dan merata dalam basis, mudah digunakan,
mudah dihilangkan dari kulit bila sudah tidak dikehendaki (Arthur, 1980).
2.3.2.
Vanishing Cream
Vanishing
cream adalah basis yang dapat dicuci dengan air yaitu
emulsi minyak dalam air. Diberi istilah demikian, karena waktu cream ini digunakan dan digosokkan pada
kulit, hanya sedikit atau tidak terlihat. Hilangnya cream ini dari kulit dipermudah oleh emulsi minyak dalam air yang
terkandung didalamnya. Basis yang dapat dicuci dengan air akan membentuk suatu
lapisan tipis yang semipermeabel, setelah air menguap pada tempat yang
digunakan (Lachman, 1994).
No comments:
Post a Comment