Sistem distribusi obat yang diterapkan pada setiap
rumah sakit berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan rumah sakit. Pendistribusian
obat adalah proses penyerahan obat sejak disiapkan oleh IFRS (Instalasi Farmasi
Rumah Sakit) sampai dengan diantarkan ke dokter, perawat atau profesioal pelayanan
kesehatan untuk diberikan kepada penderita. Salah satunya adalah Ward Floor Stock (WFS) Service.
Dalam sistem
distribusi obat lengkap di ruangan, semua obat yang dibutuhkan penderita tersedia dan ruang
penyimpanan obat di ruang tersebut, kecuali obat yang jarang digunakan atau
obat yang sangat mahal. Biasanya setiap 1 minggu sekali, IFRS memeriksa
persediaan obat di ruangan :
§ Keuntungan :
a. Obat yang
diperlukan penderita segera tersedia
b. Mengurangi
pengembalian obat
c. Pengurangan
penyalinan kembali resep obat
d. Mengurangi jumlah
personel IFRS.
§ Kelemahan :
a. Kesalahan obat
meningkat, karena obat tidak dikaji oleh apoteker
b. Persediaan obat di
unit perawat meningkat
c. Pencurian obat
meningkat
d. Meningkatnya
kerusakan obat
e. Menambah modal
investasi
f. Meningkatkan
kerugian karena kerusakan obat.
Gambar 1. Skema
distribusi obat lengkap di ruangan
sampai
kepada pasien
Beberapa
hal yang dapat disimpulkan mengenai sistem distribusi obat lengkap di ruangan
adalah :
§ Pengawasan obat oleh farmasis menjadi sangat berkurang terutama dalam hal penyimpanan obat yang baik, pemberian obat yang benar ke pasien dan sangat
memungkinkan untuk terjadinya kerusakan bahkan pencurian obat.
- Pada sistem ini pekerjaan dan
tanggung jawab perawat menjadi lebih besar dalam menangani obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gadri, A., Pichon, R., Zelger, G.L., 2008, A
qualitative systemic analysis of drug dispensing in Swiss hospital wards. Pharm
World Sci, 30, p.343 – 352.
Armitstead., J., 2008, Floor Stock Medication Guidelines,
university of kentucky hospital chandler medical
centre., Department of Pharmacy Policy.
No comments:
Post a Comment