The Pharmacist Room: STANDART SISTEM MANAJEMEN MUTU

STANDART SISTEM MANAJEMEN MUTU


STANDAR SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO 9000:200 mendefinisikan standar sistem manajemen mutu sebagai standar tentang sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Standar tentang manajemen mutu yang pertama dikenal ialah standar MIL-Q 9858A yang dibuat oleh militer Amerika padaa tahun 1963. Selanjutnya, NATO merumuskan standar Allied Quality Publication (AQAP) 1 pada tahun 1968. Dengan menggunakan kedua standar di atas sebagai acuan, Inggris membuat standar Defence Standard (DefStan) 0508 pada tahun 1973, yang kemudian pada tahun 1979 diadopsi dan disempurnakan menjadi British Standard (BS) 5750. Standar ini kemudian diadopsi oleh Masyarakat Eropa menjadi European Standard (EN) 29000.
ISO 9000 pertama kali dipublikasikan pada tahun 1987. Dalam perkembangannya, ISO 9000 telah mengalami dua kali revisi yaitu pada tahun 1994 dan tahun 2000. Standar ini telah diadopsi oleh anggota-anggota ISO di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Versi terakhir ISO 9000 di Indonesia bernomor     19-9000-2001.
ISO 9000 merupakan suatu rangkaian standar yang terdiri dari:

  • * ISO 9000:2000,menguraikan dasar-dasar sistem manajemen mutu dan merincikan istilah bagi sistem manajemen mutu,
  • *  ISO 9001:2000, merinci persyaratan dalam sistem manajemen mutu, bila organisasi perlu menunjukkan kemampuannya dalam menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • * ISO 9004:2000, menyediakan panduan yang mempertim-bangkan baik keefektifan maupun efisiensi sistem manajemen mutu.
  • *    ISO 19011:2002, memberi panduan tentang pengauditan sistem manajemen mutu dan lingkungan.
Keempat standar tersebut membentuk satu keterpaduan standar sistem manajemen mutu yang memfasilitasi saling pengertian dalam perdagangan nasional dan iternasional.
Iso 9001:2000 adalah suatu standar internasional tentang sistem manajemen mutu. Standar ini menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk disain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa suatu organisasi akan menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu produk. Berbeda, misalnya dengan ISO 1096:1999 tentang klasifikasi kayu lapis, atau ISO 9633:2001 tentang karakteristik dan metode uji rantai sepeda, yang keduanya merupakan standar tenang produk.
Suatu organisasi yang telah menerapkan ISO 9001 tidak berarti produknya telah memenuhi standar internasioanl, melainkan perusahaan itu telah menerapkan suatu sistem manajemen mutu yang dapat menjamin bahwa produk yang dihasilkan akan berkualitas baik dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Secara formal, penerapan ISO 9001 dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga dertifikasi sistem mutu (LSSM) yang telah mendapat akreditasi dari lembaga akreditasi nasional. Di Indonesia, lembaga yang memiliki kewenagan mengakreditasi lembaga sertifikasi sistem mutu ialah Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pada Januari 2006, terdapat 17 LSMM yang mendapat akreditasi dari KAN.
Saat ini (2005) sedang diupayakan pengintegrasian       ISO 9001:2000 dengan ISO 14001:2004 (standar sistem manajemen lingkungan) karena kedua standar tersebut memiliki prinsip dasar yang sama, dan keduanya banyak diterapkan di perusahaan secara bersama-sama pula. Tujuan dari penggabungan itu ialah menciptakan kemudahan dan efisiensi bagi perusahaan/industri yang menerapkan kedua jenis standar manajemen tersebut. Upaya penggabungan itu telah menghasilkan standar ISO 19011:2002 sebagai panduan untuk audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan.

Lima pasal sistem dalam ISO 9001
4              Sistem manajemen mutu
4.1          Persyaratan umum
4.2          Persyaratan dokumentasi
5              Tanggung jawab manajemen
5.1         Komitmen manajemen
5.2          Fokus pada pelanggan
5.3          Kebijakan mutu
5.4          Perencanaan
5.5          Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi
5.6          Tinjauan manajemen
6              Manajemen sumber daya
6.1          Penyediaan sumber daya
6.2          Sumber daya manusia
6.3          Prasarana
7              Realisasi produk
7.1          Perencanaan realisisai produk
7.2          Proses berkaitan dengan pelanggan
7.3          Desain dan pengembangan
7.4          Pembelian
7.5          Produksi dan penyediaan jasa
7.6          Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran
8              Pengukuran, analisis dan perbaikan
8.1          Umum
8.2          Pemantauan dan pengukuran
8.3          Pengendalian produk tidak sesuai
8.4          Analisis data
8.5          Perbaikan


No comments:

Post a Comment