The Pharmacist Room: Formulasi cream Teh dan Manfaatnya Part-1

Formulasi cream Teh dan Manfaatnya Part-1


2.1.1.      Klasifikasi Tanaman Teh
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Guttifefales
Famili              : Theaceae
Genus              : Camellia
Spesies : Camellia sinensis L
Sinonim           : Thea sinensis L, Thea assamica Master, Camellia theifera Dyer, Camellia thea Link (Dayat, 1981)
2.1.2.      Tanaman Teh dan Kandungan Teh
Tanaman teh tidak tumbuh secara liar. Asalnya dari Cina, dikultivasi dan tumbuh sebagai tanaman teh hingga saat ini seperti India, Cina, Sri Lanka, Indonesia, Kenya, Turki, Pakistan, Malawi, dan Argentina (Fleming, 2000). Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan spesies Camellia assamica yang berasal dari India, berbeda dengan tanaman teh yang tumbuh di Jepang dan Cina yang merupakan spesies Camellia sinensis. Teh spesies C. assamica memiliki kelebihan dalam hal kandungan katekinnya (zat bioaktif utama dalam teh) yang lebih besar sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk farmasi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Hartoyo, 2003).   
Bagian tanaman yang digunakan adalah pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan proses pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh oolong, teh hitam (Hartoyo, 2003; Syah, 2006).
  1. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktivasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas pada suhu 90-100oC, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah. Oleh karena itu zat-zat yang sangat berguna bagi kesehatan (katekin, vitamin dan sebagainya) dalam teh hijau tidak berubah atau hilang sebagai akibat dari proses oksidasi dan fermentasi.
  2. Teh hitam dibuat dengan cara menfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis terhadap kandungan katekin teh.
  3. Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan pada suhu 300-350oC yang dilakukan segera setelah proses rolling/penggulungan daun dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi. Teh oolong disebut sebagai teh semi fermentasi.
Senyawa bioaktif yang terdapat dalam teh hijau antara lain (Hartoyo, 2003; Fulder, 2004; Syah, 2006):
1.      Katekin
Katekin merupakan senyawa dominan polifenol teh hijau. Adapun katekin yang utama adalah epicatechin (EC), epicatechin galat (ECG), epigallocatechin (EGC), epigallocatechin gallat (EGCG), catechin dan gallocatechin (GC). Katekin memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air, sensitif terhadap cahaya (dapat mengalami perubahan warna apabila kontak langsung dengan udara terbuka), stabil dalam kondisi agak asam atau netral serta memberikan rasa pahit dan astrigensi alias kelat. Katekin sebagai anti oksidan memiliki manfaat untuk mengurangi resiko kanker, tumor dan mutasi, menurunkan kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri, membunuh virus-virus influenza.
2.      Flavonol
Flavonol utama yang ada dalam teh hijau adalah quercetin, kaempferol dan myricetin. Flavonol ini banyak terdapat dalam bentuk glikosidanya (berikatan dengan molekul gula) dan sedikit dalam bentuk aglikonnya. Flavonol memiliki khasiat mencegah kanker dan kolesterol.
3.      L-Theanin
L-Theanin merupakan asam amino bebas yang terdapat dalam teh hijau. L-Theanin terdapat dalam bentuk bebas (non protein). Senyawa ini memiliki khasiat untuk mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah tinggi.
4.      Vitamin
Vitamin-vitamin yang terdapat dalam teh hijau misalnya vitamin C yang berkhasiat untuk menurunkan stres dan mencegah flu; vitamin B kompleks yang mampu membantu metabolisme karbohidrat; vitamin E yang berfungsi sebagai anti oksidan dan mencegah penuaan dini.
5.      Kafein
Kafein memberikan efek sebagai stimulan dan anti depresan.
6.      Ion anorganik
Ion anorganik yang terdapat dalam teh hijau adalah fluoride, Fluoride bermanfaat untuk mencegah pengeroposan gigi.
7.      Mineral
Mineral yang ada berada dalam jumlah kecil misalnya Zn, Se, Mo, Ge, Mg.
Proporsi kuantitatif dari komposisi senyawa-senyawa bioaktif bervariasi menurut kondisi daerah teh tersebut berasal (ketinggian dari permukaan laut, iklim dan wilayah) dan juga fase pertumbuhan daun (Fulder, 2004).

No comments:

Post a Comment