The Pharmacist Room: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Part-1

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Part-1


Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok,baik perokok aktiv maupun pasif, polusi udara yang terjadi didalam atau diluar lingkumgan kerja maupun rumah, ataupun kekambuhan infeksi dari saluran pernafasan (Currie, 2011). PPOK terdiri dari Bronkhitis kronik dan emfisema atau gabungan dari keduanya (PDPI,2003).
2.2 Definisi PPOK
            Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversible. Hambatan aliran darah ini bersifat progresif dan berhubungan dengan proses inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun berbahaya (Rodrigues, 2010).
            Pengertian PPOK menurut PDPI adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat non-reversible atau reversible parsial. (PDPI,2003).
2.3 Epidemiologi
            Penyakit Paru Obstruktiv Kronis (PPOK) merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya usia harapan hidaup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko, seperti factor pejamu yang berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya perokok khususnya pada usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan ditempat kerja (SK Menkes,2008).
            Pada ahun 1990 PPOK merupakan penyebab ke-12 hilangnya Disability Adjusted Life Years (DALY’s). diperkirakan pada tahun 2020 PPOK menempati urutan ke-5 dalam DALY’s. PPOK mengenai lebih dari 16 juta penduduk Amerika Serikat, 2,5 juta penduduk Italy, dan lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan 2,74 juta kematian pada tahun 2000. PPOK merupakan penyebab kematian yang mortality rate nya sangat meningkat. Total biaya keadaan ini lebih dari 30 juta dolar di Amerika Serikat (Rodrigues, 2010).
            Prevalensi dari PPOK sendiri bervariasi tergantung dari survey dan epidemiologinya. Variasi dari prevalensi PPOK ini juga berbeda pada negara, metodologi, kriteria diagnose dan teknik analisa yang berbeda pula (Currie, 2011).
            Seiring dengan majunya tingkat perekonomian dan industry otomotif, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Selain mobil-mobil baru,terdapat pula mobil-mobil tua yang mengeluarkan gas buang yang banyak dan pekat. Gas buang dari kendaraan bermotor itu menimbulkan polusi udara. 70-80% polusi udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor,sedangkan pencemaran udara akibat polusi industry hanya 20-30%. Dengan meningkatnya jumlah perokok dan polusi udara sebagai faktor resiko Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka diduga jumlah penderita penyakit ini akan terus bertambah (SK Menkes,2008).


2.4 Etiologi
            Faktor penyebab PPOK antara lain : gen, benda asing yang masuk ke paru-paru, pertumbuhan dan perkembangan paru, stress oksidatif, umur, kelamin, infeksi saluran nafas, status social ekomomi, nutrisi dan penyakit yang menimbulkan terjadinya PPOK. (Currie, 2011)
2.4.1 Gen
PPOK adalah penyakit poligen dan merupakan contoh klasik dari interaksi lingkungan genetika. Kelainan genetic yang menyebabkan adalah defisiensi secara herediter dari enzim alfa 1 antitripsin yang merupakan penghambat dari serin protease. Kelainan langka ini dapat dijumpai pada orang-orang eropa utara yang menunjukkan sifat resesif yang lebih dominan. Keadaan ini akan menyebabkan emphysema panlobular dan akan dipercepat prosesnya apabila hidup di lingkungan yang memiliki banyak polusi. Kejadian karena defisiensi enzim alfa-1 antitripsin sangatlah sedikit sekali, biasanya lebih dikarenakan interaksi antara faktor gen dan pajanan polusi udara yang menyebabkan terjadinya PPOK ini.
2.4.2 Inhalasi Eksposure
Tiap individu dimungkinkan terpajan oleh bermacam-macam partikel selama hidupnya, tergantung dari ukuran maupun komposisi serta akumulasi dari banyaknya partikel yang dihirup akan mempengaruhi beratnya resiko terjadinya PPOK. Dari banyaknya pajanan polusi udara, kebanyakan kasus disebabkan oleh pajanan asap rokok, polusi debu di tempat kerja, dan agen kimia seperti uap, asap dan bahan iritan.

2.4.3 Tumbuh kembang paru
Pertumbuhan paru-paru ini terkait pada proses yang terjadi selama kehamilan, kelahiran, dan pajanan saat masa anak-anak. Dengan menggunakan spirometri dengan mengurangi fungsi paru secara maksimum dapat mengidentifikasi individu yang berada pada peningkatan resiko PPOK. Semua factor yang mempengaruhi pertumbuhan paru-paru di saat kehamilan ibu dan pada masa anak-anak berpotensial meningkatkan resiko berkembangnya PPOK. Sebagai contoh, pada penelitian dan metaanalisa memberikan gambaran positif antara berat lahir dengan FEV (Forced Expiratory Volume) di saat dewasa.
2.4.4 Stres Oksidatif
Stres oksidatif terjadi saat paru-paru terus terpajan oksidan endogen dihasilkan baik dari fagosit dan sel tipe lain atau factor eksogen dari polusi udara. Stres oksidatif tidak hanya menyebabkan kerusakan langsung pada paru-paru saat terjadi pajanan tetapi juga mengaktivkan mekanisme molekuler yang mengakibatkan reaksi inflamasi di paru. Ketidakseimbangan antara zat oxidan dan antioksidannya inilah yang menjadi penyebab patogenesa dari PPOK.
2.4.5 Jenis kelamin
Dilihat dari penelitian sebelumnya banyak kasus PPOK banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Penelitian yang dilakukan di Negara berkembang memperlihatkan bahwasanya ahkir-ahkir ini prevalensi penyakit ini hamper setara perbandingannya yang dapat merefleksikan bahwasanya banyaknya pecandu rokok mengalami perubahan dan tidak sedikit perempuan yang menjadi pecandu rokok.
2.4.6 Infeksi
Infeksi dari virus dan bakteri sangat dimungkinkan memberikan kontribusi yang sangat berarti pada patogenesa dan perkembangan pada PPOK. Kolonisasi bakteri dan terjadinya reaksi inflamasi pada saluran nafas merupakan factor penting yang menyebabkan eksaserbasi pada jalan nafas. Anak dengan infeksi saluran nafas kronik akan menyebabkan berkurangnya kinerja paru saat menginjak dewasa, hal inilah yang juga menjadi salah satu factor resiko dari PPOK. (Rodrigues, 2010)
2.5 Patologi
            Karakteristik perubahan patologi dari PPOK akan tampak pada saluran nafas proximal, saluran nafas perifer, parenchyma paru dan pembuluh darah paru. Perubahan ini meliputi inflamasi kronis, dengan peningkatan sel inflamasi yang terjadi di beberapa tempat berbeda di bagian dari paru dan perubahan struktur pada sel mukosa saluran nafas serta peningkatan derajad keparahan dari penyakit ini karena inhalasi eksposure (Clarke, 2007)

No comments:

Post a Comment