Mutu
merupakan suatu faktor yang sangat memerlukan keberhasilan suatu produk
menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga dan
pelayanan. Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang besar dan tingkat
keberterimaan yang tinggi. Mutu menjadi
salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu tidak semata-mata
menjadi tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian semua pihak
dalam peerusahaan.
Dalam situasi perdagangan terbuka, setiap perusahaan
harus dapat menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu minimal yang
ditetapkan, yang biasanya menggunakan standar nasional sebagai acuannya. Produk
yang tidak dapat memenuhi persyaratan mutu minimal akan sulit untuk bersaing
dengan perusahaan sejenis di dalam negeri, apalagi untuk menembus pasar ekspor.
Disamping persyaratan teknis, mutu suatu produk juga harus mampu mencakup
berbagai faktor lain yang diinginkan konsumen untuk dipenuhi, seperti
kesesuaiannya dengan ketentuan hukum yang berlaku, ketepatan waktu pengiriman,
dan biaya yang wajar.
Pengendalian mutu tidak lagi hanya dilakukan di bagian
produksi tetapi juga dilakukan di semua kegiatan operasi perusahaan. Sejak
penentuan pemasok bahan baku (supplier, vendor), pengendalian selama proses
produksi, sampai ke proses pengiriman barang dan pelayanan pasca penjualan.
Saat ini, kegiatan pengendalian telah berkembang menjadi suatu manajemen mutu,
yang melibatkan semua unsur operasi perusahaan.
Produk dapat berupa barang atau jasa, sehingga masalah
mutu bukan saja urusannya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang
melainkan juga perlu menjadi perhatian bagi perusahaan jasa, seperti
perhotelan, rumah sakit, dan lembaga pendidikan. Mutu juga bukan hanya
urusannya perusahaan yang beroerientasi laba tetapi juga bagi perusahaan
nirlaba, asosiasi, maupun lembaga pemerintah. Mutu produk dapat mempengaruhi
perusahaan dalam reputasi, keuntungan, liabilitas (tanggung jawab hukum),
produktivitas, dan pencapaian tujuan.
Bab ini akan membahas berbagai unsur dalam manajemen
mutu, dimulai dengan pengertian mutu, pentingnya mutu, perkembangan manajemen
mutu, prinsip manajemen mutu, dan standar sistem manajemen mutu.
A.
PENGERTIAN MUTU
Istilah
mutu sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam praktek, pengertian mutu dapat beraneka
ragam. Mutu biasanya dinilai dari penampilan, unjuk kerja, atau pemenuhan
terhadap persyaratan. Suatu produk dikatakan bermutu jika eksklusif, harganya
mahal, memiliki ketelitian lebih tinggi, lebih tahan lama, lebih kuat, lebih
menarik, atau lebih nyaman dipakai. Pengertian ini tidak dapat disalahkan namun
sangat subyektif. Mutu dari sudut pandang orang perorang tentu saja berbeda,
demikian mutu dari sudut pandang konsumen dan produsen juga berbeda. Konsumen
lebih berorientasi terhadap kesesuaiannya dengan kebutuhan dan penggunaan,
sementara produsen lebih melihat pada kesesuaiannya dengan standar.
Berbagai definisi tentang mutu telah diperkenalkan oleh
para ahli, berikut ini beberapa diantaranya:
”Quality
is fitness for use” (Joseph M. Juran, 1974)
“Quality
means conformance to requirements”
(Philip
B. Crosby, 1979)
“Quality
is the total composite product and service characteristics of marketing,
engineering, manufacture, and maintenance through which the product and service
in use will meet the expectations of customers”
(Feigenbaum,
1983)
“Mutu
adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi
persyaratan “(SNI 19-9000:2000)
Tidak
ada suatu definisi tentang mutu yang secara universal dapat diterapkan pada
semua jenis organisasi atau perusahaan. Setiap perusahaan perlu mendefinisikan
arti mutu bagi dirinya dalam melayani pelanggan, karyawan, pemilik saham,
pasar, dan masyarakat. Pengertian
mutu sedapat mungkin mencerminkan visi organisasi, misi, dan nilai-nilai yang
dianut perusahaan.
No comments:
Post a Comment