The Pharmacist Room: Temulawak ( curcuma xanthorriza roxb ) sebagai anti hiperkolesterol

Temulawak ( curcuma xanthorriza roxb ) sebagai anti hiperkolesterol

Obat herbal telah digunakan selama ribuan tahun dengan efek samping yang sangat minim. Saat ini di lingkungan masyarakat sosial, mencitrakan produk herbal sebagai trend baru ‘back to nature’. Hal ini memotivasi para peneliti  melakukan berbagai penelitian – penelitian yang lebih spesifik dalam mendeteksi tanaman yang berkhasiat sebagai anti kolesterol, salah satunya adalah temulawak yang secara tradisional telah digunakan selama berabad-abad dalam berbagai penyakit.
Curcuma adalah senyawa aktif utama dari tanaman temulawak. Biasanya digunakan sebagai obat alami untuk banyak penyakit. Ada beberapa jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan menggunakan temulawak, contohnya temulawak bisa digunakan untuk antiinflamasi, diabetes mellitus, arthritis, immunosupresan, cardiovaskulr dan cartdiotoxy.
Berdasarkan pemanfaatannya yang terkenal secara tradisional inilah, sehingga pada saat ini banyak para peneliti yang ikut tertarik untuk membuktikan secara ilmiah tentang pengaruh antikolesterol temulawak. Dari latar belakang inilah maka saya akan merivew jurnal terdahulu tentang khasiat temulawak sebagai salah satu tanaman tradisional yang mampu bertindak sebagai agen anti kolesterol.
Kolesterol adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, ester, fosfolipid, atau trigliserida. Banyak macam penyakit yang penyebab utamanya adalah kolesterol, salah satunya adalah gagal jantung. Kolesterol merupakan lemak jahat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan sangat membahayakan bagi kesehatan. Karena lemak jahat tersebut menempel dipembuluh darah sehingga aliran darah ke tubuh menjadi terhambat. Banyak faktor yang menyebabkan yingginya nilai kolesterol dalam tubuh, contohnya makanan seperti udang, kepiting, cumi-cumi.   



PENDAHULUAN

Tanaman obat tradisional telah menjadi andalan dari sejak zaman dahulu bisa dikatakan seumur dengan peradaban manusia. Terutama bahan baku tanaman tersebut hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya adalah temulawak, mahkota dewa, sambiloto, jintan hitam, seledri, bawang putih, sambiloto, cabe jawa, pare, pegagan, meniran dan sebagainya.
Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tumbuhan tersebut beberapa diantaranya memiliki khasiat sebagai obat. Namun, khasiat tanaman tersebut belum dipublikasikan secara luas karena belum dibuktikan secara ilmiah, sehingga tidak dirawat dan dilestarikan secara teratur (Hariana, 2004).
Saat ini, penggunaan obat-obat antikolestrol semakin berkembang pesat seiring dengan banyaknya kasus penyakit kolesterol yang diderita oleh masyarakat. Dari hal tersebut penulis ingin masyarakat lebih memilih pengobatan secara tradisional.  
Secara empiris, banyak tanaman obat mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut pada pengobatan berbagai penyakit khususnya penyakit kolesterol, hanya saja masih banyak yang belum dibuktikan aktivitasnya secara ilmiah (Hertiani, 2003).
Salah satu tanaman yang biasa digunakan masyarakat sebagai bahan obat adalah temulawak. Telah diketahui temulawak mengandung berbagai zat aktif salah satunya adalah kurkumin.
Obat herbal telah digunakan selama ribuan tahun dengan efek samping yang sangat minim. Temulawak yang secara tradisional telah digunakan selama berabad-abad dalam berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang bisa di atasi dengan menggunakan temulawak adalah kolsesterol. Kolesterol merupakan penyebab banyaknya masalah kesehatan bagi manusia, di indonesia sendiri sudah mulai banyak masyarakat yang menderita penyakit kolesterol dan tidak menutup kemungkinan akan semakin meningkat. Kolesterol merupakan manifestasi dari masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian. 
Kolesterol merupakan masalah kesehatan yang adalah keadaan dimana terjadi penimbunan lemak dalam darah memerlukan perhatian khusus karena berkaitan yang berlebihan didalam tubuh dan bisa membahayakan bagi kesehatan. 
Pada penelitian fokus pengaruh temulawak bisa menurunkan kadar kolesterol yang melalui tahap poengujian pada beberapa hewan yaitu tikus dan kelinci.
Berdasarkan semua temuan yang ditemukan oleh peneliti inilah, peneliti tertarik untuk membuktikan tentang pengaruh temulawak dalam bertindak sebagai anti kolesterol.
METODE 
I. Design / Rancangan Analisis Artikel
Design / rancangan analisis artikel menggunakan review jurnal
II. Cara Mendapatkan Artikel
a) Sumber Data
Pencarian sumber online didapatkan dari berbagai sumber data, yaitu :
www.pubmed.com
www.googlescholar.com
www.sciencedirect.com
b) Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan untuk mencari jurnal adalah: 
- “curcuma xanthorriza, for hioerlioydemia, clinical trial”
- ”curcuma xanthorriza, for hiperlipidemia, in vitro"
c) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yang kami tentukan antara lain:
- Design study eksperimental maupun observasional
- Mereview artikel primer
- Bahasa yang dicari adalah bahasa inggris dan bahasa indonesia
d) Kriteria Eksklusi 
Review hanya pada artikel “free full text “ dan “absrak” dari masing-masing sumber data online.

HASIL PENCARIAN DATA 
Judul Pengarang dan tahun Jenis Kesimpulan
in vitro anticandidal activity of xanthorrizol isolated from curcuma xanthorriza roxb
Rukayadi Y, Yong D, Hwang JK.
Department of Biotechnology & Bioproducts Research Center (BRC), Yonsei University, 134 Sinchon-dong, Seodaemun-gu, Seoul 120-749, Korea. 

primer
Kolesterol konsentrasi mengalami penurunan sebesar 46,6, 56,4 dan 63,2% dan konsentrasi HDL mengalami penurunan sebesar 9,9, 14,5 dan 21,9% pada 2, 3 dan 4 g kg-1 kunir masing-masing. Curcuma nyata (P <0,05) menurunkan kadar LDL dan signifikan (P <0,01) konsentrasi trigliserida menurun sebesar 20,4, 28,5 dan 29,5% pada 2, 3 dan 4 kg 1 g-masing. HMG-CoA reduktase inhibitor nyata (P <0,05) meningkat.
Influence of curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb) on lipid metabolism in rabbits
Ietje Wientarsih1, Sebastian          Chakeredza2, 
Udo ter Meulen3,*
Article first published online: 6 NOV 2002
primer
Temulawak diujikan pada kelinci jantan dengn berat badan 2-3kg selama 120 hari. Berat badan diukur setiap minggu. Dari hasil uji ini membuktikan bahwa kurkuma bisa berkhasiat sebagai anti kolesterol sebesar > 60%. 
Curcumin derived from(curcuma longa) a spice for all season
Bharat B. Anggrwal, Anushree, kumar, Manoj S.
Temulawak bisa menurunkan kadar kolesterol yang di ujikan pada tikus. 
 

PEMBAHASAN
Temulawak merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat salah satu nya adalah sebagai anti hiperlipidemia. Hal ini telah menjadi masalah kesehatan yang bisa menyebabkan berbagai jebis penyakit yang membahayan bagi manbusia  di seluruh dunia. Antikolesterolagen dibutuhkan untuk memerangi masalah ini. Dari hasil penelitian ini di peroleh kesimpulan bahwa dari kandungan kurkumin dari temulawak terhadap sampel yang digunakan dalam beberapa penilitian, secara bermakna bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, diketahui pula bahwa kandungan senyawa kurkumin adalah senyawa aktif utama dari tanaman curcuma xanthorriza. Temulawak biasanya digunakan sebagai obat alami untuk banyak penyakit. Jadi,disimpulkan bahwa kurkumin merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam temulwak yang mampu munjukkan aktivitas menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis beberapa artikel mengenai efikasi penggunan temulawak (curcuma xanthorriza), sebagai obat tradisional dapat disimpulkan telah terbukti aman dan efektif untuk digunakan sebagai salah satu anti kolesterol.




DAFTAR PUSTAKA
www. Googlescholar.com
www.pubmed.com
Hariana, A., 2004., Tumbuhan Obat dan Khasiatnya., Seri 1., Penebar swadaya., Jakarta. 1.
Rukayadi Y, Yong D, Hwang JK.
Department of Biotechnology & Bioproducts Research Center (BRC), Yonsei University, 134 Sinchon-dong, Seodaemun-gu, Seoul 120-749, Korea.
Ietje, W, Sebastian C, Udo ter meulen., Article first published online: 6 NOV 2002 
Bharat B. Aggarwal, Anushree Kumar, Manoj S. Aggarwal,
and Shishir Shishodia

No comments:

Post a Comment